Transformasi Ekonomi Kamboja: Bakong dan Resiliensi di Tengah Tantangan

Inovasi keuangan digital Bakong di Kamboja, mendorong inklusi dan stabilitas ekonomi di tengah pertumbuhan yang dinamis.

Kamboja, sebuah negara dengan dinamika ekonomi yang unik di Asia Tenggara, terus menunjukkan ketahanan dan adaptasi di tengah berbagai tantangan global dan domestik. Meskipun menghadapi kondisi yang tidak menentu, proyeksi pertumbuhan ekonomi dan upaya inovatif dalam sistem keuangannya memberikan gambaran optimis tentang arah masa depan negara ini. Artikel ini akan mengulas bagaimana Bank Nasional Kamboja (NBC) dan pemerintahnya bergerak maju, khususnya dalam mempromosikan inklusi keuangan melalui sistem pembayaran digital Bakong dan memperkuat stabilitas keuangan nasional.

Sekilas Potret Ekonomi Kamboja 2025

Menurut proyeksi terbaru pemerintah, ekonomi Kamboja diperkirakan akan tumbuh sekitar 5% pada tahun 2025. Angka ini mencerminkan optimisme, meskipun diakui bahwa pertumbuhan tersebut bersifat kuat namun belum merata di semua sektor. Sektor ekspor, khususnya, menunjukkan kinerja yang mengesankan. Ekspor garmen mencatat lonjakan signifikan sebesar 21,3%, sebagian besar didorong oleh adanya pemesanan awal sebagai antisipasi tarif AS. Sementara itu, ekspor non-garmen juga tidak kalah menarik, meningkat 14%, sebuah indikator keberhasilan kebijakan diversifikasi ekonomi yang dijalankan pemerintah.

Namun, momentum positif ini diperkirakan akan sedikit melambat di akhir tahun, menunjukkan perlunya kewaspadaan dan strategi adaptif. Sektor pariwisata juga menunjukkan pemulihan yang stabil sebelum adanya konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand, meskipun pertumbuhan yang lebih moderat diharapkan terjadi ke depannya. Ini menyoroti kerentanan ekonomi terhadap faktor eksternal dan regional.

Stabilitas Inflasi di Tengah Gejolak

Dari sisi inflasi, Kamboja memproyeksikan angka 2,4% untuk tahun 2025. Prediksi ini didasari oleh tren penurunan harga minyak dan makanan global. Menariknya, meskipun penutupan perbatasan antara Kamboja dan Thailand sempat mengganggu jalur perdagangan, dampaknya terhadap inflasi secara keseluruhan terbilang marginal. Kestabilan nilai tukar mata uang lokal juga berperan penting dalam menjaga stabilitas harga, menunjukkan efektivitas kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Nasional Kamboja. Hal ini penting untuk menjaga daya beli masyarakat dan menciptakan lingkungan bisnis yang lebih prediktif.

Memperkuat Pondasi Keuangan: Program Pembangunan Inklusif

Dalam upaya berkelanjutan untuk memperkuat sistem keuangannya, Kamboja meluncurkan sub-program kedua dan ketiga dari "Program Pembangunan Keuangan Inklusif dan Berkelanjutan" yang akan berjalan hingga tahun 2029. Program ambisius ini dirancang untuk menciptakan perubahan fundamental dalam sistem keuangan Kamboja, dengan fokus pada tiga pilar utama: meningkatkan stabilitas, memperluas akses, dan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan.

Pilar-pilar Utama Program Pembangunan Keuangan

NBC secara proaktif mengarahkan upayanya pada beberapa area krusial. Pertama, adalah peningkatan literasi keuangan dan perlindungan konsumen. Ini esensial untuk memastikan masyarakat memahami produk dan layanan keuangan serta terlindungi dari praktik yang merugikan. Kedua, adalah perluasan akses terhadap layanan digital dan non-bank, terutama bagi perempuan dan kelompok masyarakat yang kurang terlayani. Langkah ini diharapkan dapat menjembatani kesenjangan akses keuangan dan mendorong inklusi yang lebih luas.

Selain itu, program ini juga memperkenalkan instrumen keuangan berkelanjutan dan meningkatkan pengawasan untuk memastikan ketahanan jangka panjang sistem keuangan. Pengembangan produk keuangan baru dan pasar yang lebih dalam juga menjadi prioritas. Hal ini bertujuan untuk menyalurkan investasi, meningkatkan likuiditas, dan mempromosikan penggunaan mata uang lokal, Riel. Secara keseluruhan, reformasi ini dianggap sebagai kunci untuk membangun sistem keuangan yang modern, inklusif, dan berkelanjutan, siap menghadapi tantangan masa depan Kamboja.

Bakong: Revolusi Pembayaran Digital di Kamboja

Salah satu inovasi paling transformatif dalam lanskap keuangan Kamboja adalah peluncuran sistem Bakong pada Oktober 2020. Sistem berbasis blockchain ini telah merevolusi sektor keuangan dengan mengatasi masalah interoperabilitas platform pembayaran, mempromosikan inklusi keuangan, meningkatkan efisiensi sistem pembayaran, dan memperkuat penggunaan mata uang lokal. Bakong bukan sekadar aplikasi pembayaran; ia adalah ekosistem yang menghubungkan berbagai institusi keuangan, memungkinkan transaksi yang lancar dan aman.

Fitur dan Dampak Bakong

Hingga Juli 2025, Bakong telah berhasil menarik partisipasi dari 70 institusi perbankan dan keuangan, dengan menjangkau lebih dari 34 juta akun. Angka ini menunjukkan adopsi yang masif dan penerimaan yang luas di kalangan masyarakat dan pelaku bisnis. Data tahun 2024 mencatat bahwa Bakong telah memproses 600 juta transaksi senilai $147 miliar, sebuah angka yang luar biasa, setara dengan sekitar tiga kali lipat Produk Domestik Bruto (PDB) Kamboja. Ini mengindikasikan bahwa Bakong telah menjadi tulang punggung yang vital dalam ekonomi digital Kamboja, memfasilitasi aliran dana yang efisien dan cepat.

Bank Nasional Kamboja (NBC) tidak berhenti di situ; mereka terus berupaya mempromosikan penggunaan sistem Bakong melalui berbagai kemitraan regional. Kolaborasi dengan negara-negara seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, Laos, Korea Selatan, Tiongkok, hingga Jepang, bertujuan untuk menciptakan ekosistem pembayaran lintas batas yang terintegrasi. Selain itu, NBC juga memfasilitasi pembayaran digital yang nyaman bagi para wisatawan melalui aplikasi Bakong Tourists yang baru. Langkah-langkah ini menunjukkan visi Kamboja untuk menjadi pusat inovasi keuangan digital di kawasan.

Menjaga Stabilitas Keuangan: Mitigasi Risiko Utang

Di tengah upaya inovasi dan pertumbuhan, NBC juga menunjukkan perhatian serius terhadap potensi risiko, khususnya terkait ancaman kesulitan utang ketika rezim penangguhan pembayaran pinjaman (forbearance) dicabut pada bulan Desember. Untuk meringankan beban utang, restrukturisasi pinjaman telah diberikan kepada kelompok rentan dan bisnis yang terdampak oleh pandemi Covid-19 serta konflik perbatasan yang sedang berlangsung. Ini adalah langkah proaktif untuk menjaga keberlanjutan ekonomi.

Tantangan Kredit dan Kebijakan Makroprudensial

Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) mencapai 8% pada kuartal kedua tahun 2025. Angka ini sebagian disebabkan oleh perlambatan tajam dalam pertumbuhan kredit menjadi 2%, yang dipicu oleh ketidakpastian global dan internal. NBC memantau secara ketat kecukupan penyisihan dan kinerja keseluruhan institusi keuangan sebagai respons terhadap NPL yang tinggi ini. Pada tingkat sistemik, rasio kecukupan modal institusi keuangan tetap kuat dengan likuiditas yang melimpah. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan, sistem keuangan Kamboja secara keseluruhan masih solid.

NBC menegaskan komitmennya untuk terus memantau tumpukan utang dan mempertahankan fleksibilitas dalam kebijakan makroprudensialnya. Peran NBC sebagai penjaga stabilitas keuangan yang kuat dan pendukung aktivitas ekonomi sangat penting, terutama di masa-masa penuh tantangan dan ketidakpastian seperti saat ini. Melalui pendekatan yang hati-hati namun adaptif, Kamboja bertekad untuk menavigasi lanskap ekonomi global yang kompleks, membangun masa depan yang lebih stabil dan sejahtera bagi rakyatnya.

Posting Komentar untuk "Transformasi Ekonomi Kamboja: Bakong dan Resiliensi di Tengah Tantangan"