no fucking license
Bookmark

Rahasia Orang India Jago IT: Minum Chai, Klik, Jadi Jenius

Setiap kali ada yang bilang, “Orang India jago IT,” Anda mungkin langsung terbayang pria berkumis tipis dengan headset besar, berbicara cepat dalam aksen khas, menyelesaikan masalah server Anda dalam hitungan menit. Tapi, mari kita kupas: apakah kehebatan mereka datang dari pelajaran kode di taman kanak-kanak, atau hanya karena dosis chai terlalu tinggi?

Mari akui dulu, populasi India hampir setara dengan jumlah bintang di galaksi. Statistik sederhana: lebih banyak orang, lebih banyak peluang melahirkan ahli IT. Tapi tunggu, ini bukan sekadar permainan angka. Ada sesuatu yang lebih dalam. Bayangkan anak-anak India tumbuh di lingkungan yang sudah penuh tantangan—dari menyiasati jalanan ramai hingga memahami cara kerja sistem pendidikan yang lebih rumit dari algoritma Python. Jika Anda bisa survive di sana, debugging kode hanyalah mainan anak-anak.

Lalu ada soal sistem pendidikan. Suka atau tidak, India punya tradisi pendidikan yang keras, ibarat latihan militer untuk otak. Mereka diajari bahwa hidup adalah kompetisi, dan kompetisi itu berakhir dengan Anda masuk ke IIT (Indian Institutes of Technology) atau menangis di sudut kamar. Tidak heran, begitu mereka masuk industri, mereka terbiasa dengan tekanan kerja 12 jam sehari sambil memelototi layar.

Dan jangan lupa budaya inovasi "juga-tidak-apa" ala India. Jika teknologi A gagal, coba teknologi B. Jika kode tidak jalan, tambahkan saja komentar "Fix Later." Keberanian untuk bereksperimen dan efisiensi kerja yang terkadang beraroma improvisasi ini justru sering jadi senjata mereka.

Jadi, apakah mereka benar-benar lebih jago? Mungkin tidak. Tapi ketika bakat, kerja keras, dan semangat pantang menyerah bersatu, jadilah legenda. Dan untuk kita yang bukan orang India? Ya, mari nikmati saja hasil kerja keras mereka di balik layar komputer sambil berharap debugging berikutnya bisa diselesaikan dengan teh tarik dan harapan palsu. 

Post a Comment

Post a Comment