no fucking license
Bookmark

Si Rara dan Keinginan untuk Barang Viral

Di sebuah desa kecil yang jauh dari keramaian kota, hiduplah seorang gadis bernama Rara. Ia adalah anak yang ceria, cerdas, dan sangat penasaran terhadap segala hal. Desa tempat tinggal Rara tidak memiliki banyak hiburan modern, namun sejak seorang pedagang keliling memperkenalkan ponsel kepada penduduk desa, kehidupan mereka perlahan berubah. Ponsel itu menjadi jendela kecil yang memperlihatkan dunia besar di luar sana.

Rara, yang awalnya hanya tertarik melihat video lucu tentang hewan dan mendengar lagu-lagu merdu, mulai menemukan sesuatu yang lain. Ia melihat barang-barang yang "viral" di media sosial, benda-benda yang katanya dimiliki semua orang yang ingin terlihat keren. Ada tas berwarna cerah, sandal dengan motif unik, hingga cangkir yang bisa berubah warna jika diisi air panas. Semua barang itu membuat Rara terpana.

Namun, ada satu barang yang benar-benar menarik perhatian Rara. Itu adalah sebuah boneka berbulu lembut berbentuk kelinci yang dinamai "Kelvina". Kelvina bukan sekadar boneka; ia adalah barang paling viral yang dibahas oleh semua orang di media sosial. Anak-anak memeluknya sambil tersenyum lebar, orang dewasa memamerkannya di meja kerja, bahkan para selebriti membuat video lucu dengan boneka itu. "Kelvina adalah simbol kebahagiaan," kata salah satu video yang Rara tonton. Sejak saat itu, Rara merasa ia harus memilikinya.

Masalahnya, Kelvina tidaklah murah. Harganya jauh di luar kemampuan Rara dan keluarganya. Ayah Rara adalah seorang petani sederhana, dan ibunya membuat kue untuk dijual di pasar. Namun, keinginan Rara begitu besar sehingga ia mulai memutar otak. Ia memutuskan untuk menabung dari uang jajannya. Setiap koin yang ia dapatkan dari hasil membantu ibunya membuat kue atau membantu tetangga mencuci pakaian ia simpan dalam sebuah celengan berbentuk ayam.

Hari demi hari berlalu, dan Rara terus menabung. Meski begitu, perjalanan untuk mencapai jumlah uang yang cukup terasa seperti mendaki gunung tinggi tanpa ujung. Teman-teman Rara, yang juga melihat boneka Kelvina di media sosial, mulai ikut membicarakannya. "Rara, kamu tahu kan, kalau kita punya Kelvina, kita pasti jadi keren!" ujar seorang temannya. Rara hanya mengangguk sambil membayangkan betapa bahagianya ia jika bisa memeluk boneka itu suatu hari nanti.

Akhirnya, setelah berminggu-minggu menabung, Rara berhasil mengumpulkan uang yang cukup. Dengan penuh semangat, ia pergi ke kota untuk membeli boneka Kelvina. Saat ia sampai di toko, ia melihat rak-rak yang penuh dengan boneka tersebut. Rara merasa seolah-olah mimpinya telah terwujud. Ia memilih boneka yang paling lembut dan membawa pulang Kelvina dengan hati riang.

Namun, sesuatu yang aneh terjadi setelah ia memiliki boneka itu. Rara yang awalnya sangat bahagia mulai merasa ada yang kurang. Ia memeluk Kelvina setiap hari, tetapi rasa puas itu hanya bertahan sebentar. Ia bahkan membuat video bersama boneka itu, tetapi tidak banyak yang menonton. Barang yang dulu terasa begitu istimewa tiba-tiba terlihat biasa saja. Teman-temannya yang dulu iri melihat Rara memiliki Kelvina sekarang sudah berbicara tentang barang viral lain—sebuah gelang pintar yang bisa menyala dalam gelap.

Rara mulai merenung. Mengapa barang yang begitu ia idam-idamkan kini terasa biasa saja? Apakah Kelvina tidak seajaib yang ia bayangkan? Rara merasa bingung dan sedikit kecewa. Ia pun memutuskan untuk berbicara dengan neneknya, seorang wanita bijak yang selalu memiliki cara pandang yang berbeda.

Nenek mendengarkan cerita Rara dengan sabar. Setelah Rara selesai bercerita, nenek tersenyum dan berkata, "Rara, kebahagiaan tidak datang dari barang yang kita miliki, tetapi dari hati kita sendiri. Barang viral akan selalu datang dan pergi, tapi hal-hal yang benar-benar membuat kita bahagia adalah kenangan, persahabatan, dan rasa syukur."

Rara terdiam. Kata-kata neneknya seperti membuka pintu dalam pikirannya. Ia sadar bahwa ia telah terlalu terfokus pada apa yang ia lihat di media sosial, sehingga lupa untuk menghargai apa yang sudah ia miliki. Ia memiliki keluarga yang menyayanginya, teman-teman yang peduli, dan desa yang indah tempat ia tumbuh besar. Kelvina memang boneka yang lucu, tetapi itu tidak akan pernah menggantikan hal-hal yang benar-benar berarti dalam hidup.

Sejak hari itu, Rara belajar untuk tidak lagi terjebak dalam keinginan memiliki barang viral. Ia mulai lebih menikmati waktu bersama keluarganya, membantu teman-temannya, dan bermain di alam bebas. Kelvina tetap berada di kamar Rara, tetapi bukan lagi sebagai simbol kebahagiaan, melainkan sebagai pengingat bahwa kebahagiaan sejati tidak bisa dibeli. Rara pun tumbuh menjadi anak yang lebih bijaksana, yang tahu bahwa yang paling penting bukanlah apa yang terlihat keren di luar, tetapi apa yang membuat hati terasa penuh di dalam.

Post a Comment

Post a Comment