Anjing Padang Rumput dan Belalang: Pahlawan Cilik Peningkat Nutrisi di Ekosistem Padang Rumput

Planet kita adalah sebuah sistem yang terus bergerak, didorong oleh berbagai siklus alam yang fundamental. Sejak bangku sekolah, kita mungkin akrab dengan siklus air, siklus batuan, atau siklus oksigen. Proses-proses alami ini tanpa henti mendaur ulang materi di Bumi, menjaga keseimbangan lingkungan yang memungkinkan kehidupan seperti yang kita kenal berkembang. Salah satu siklus krusial yang sering luput dari perhatian adalah siklus nutrien, sebuah proses vital di mana unsur hara esensial terus-menerus didaur ulang.

Siklus nutrien melibatkan tanaman yang menyerap nutrisi dari tanah, herbivora yang memperoleh nutrisi dari tanaman, dan kemudian mengembalikan nutrisi tersebut ke dalam tanah melalui feses dan urin mereka. Menariknya, sejumlah kecil kotoran ternyata dapat memberikan dampak yang sangat besar. Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Ecology, yang dilakukan oleh para peneliti dari Smithsonian’s National Zoo and Conservation Biology Institute (NZCBI), telah mengungkap peran mengejutkan dari penghuni padang rumput yang paling kecil dalam siklus nutrien.

Penelitian yang dipimpin oleh Ellen Welti, seorang ekolog di Smithsonian Institution dan penulis senior studi tersebut, menemukan bahwa anjing padang rumput (prairie dogs) dan belalang memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap ketersediaan nutrisi di padang rumput dibandingkan herbivora berukuran jauh lebih besar seperti bison dan ternak. “Meskipun penelitian sebelumnya telah mengkaji peran herbivora sebagai pendaur ulang nutrisi, perbandingan lintas ukuran tubuh herbivora yang berbeda adalah komponen yang relatif baru dari studi ini, dan saya ingin tahu lebih banyak tentang topik tersebut,” ungkap Welti.

Secara khusus, Welti dan rekan-rekannya menganalisis bagaimana anjing padang rumput, belalang, bison, dan ternak berkontribusi terhadap nutrisi di rumput dan tanah di 15 lokasi padang rumput berumput pendek di timur laut Montana. Hasilnya menunjukkan bahwa anjing padang rumput menjadi faktor paling menguntungkan bagi ketersediaan nutrisi di padang rumput. Wilayah yang dikenal sebagai "kota anjing padang rumput" (prairie dog towns) memiliki tingkat karbon dan nitrogen tertinggi di dalam tanah. Konsentrasi nutrisi ini bahkan meningkat ketika ada lebih banyak belalang di sekitar, menunjukkan adanya hubungan yang menarik.

“Ada lebih banyak belalang di kota anjing padang rumput daripada di tempat lain di padang rumput,” jelas Welti. “Tampaknya ada mutualisme di sini di mana belalang mendapatkan keuntungan dari siklus nutrisi anjing padang rumput dan tertarik pada kepadatan tinggi nutrisi jaringan tumbuhan di kota anjing padang rumput.” Lebih jauh lagi, anjing padang rumput terbukti meningkatkan kadar nitrogen, kalium, dan magnesium dalam jaringan rumput. Para peneliti menduga hal ini disebabkan oleh ekskresi dan perilaku menggali mereka, yang membantu mengintegrasikan nutrisi dengan lebih baik ke dalam tanah. Sementara itu, belalang berkontribusi pada peningkatan fosfor tanah.

Lalu, bagaimana makhluk sekecil itu bisa memberikan kontribusi lebih besar daripada yang berukuran lebih besar? Welti menjelaskan, “Meskipun herbivora 'kecil' lebih kecil secara individu, mereka umumnya jauh lebih melimpah daripada herbivora 'besar'. Dalam hal total biomassa per area, herbivora kecil mungkin memiliki nilai yang sama atau bahkan lebih besar dibandingkan herbivora besar.” Dengan kata lain, jumlah individu yang sangat banyak dari spesies kecil ini mampu mengalahkan dampak dari satu individu besar.

Selain itu, para peneliti mengamati bahwa siklus hidup belalang kemungkinan besar bertanggung jawab atas peningkatan biomassa tumbuhan padang rumput yang biasanya terjadi pada pertengahan musim panas sebelum menurun kembali. Belalang muda, yang disebut nimfa, menetas di musim semi dan menjadi dewasa – dengan nafsu makan seukuran dewasa – selama akhir musim panas dan musim gugur. Siklus ini selaras dengan penurunan khas biomassa tumbuhan pada akhir musim tanam. Di sisi lain, ternak dan bison mengonsumsi jumlah tumbuhan yang relatif konstan sepanjang musim panas.

Padang rumput merupakan salah satu lingkungan terestrial yang paling terancam di dunia, dan populasi bison serta anjing padang rumput di Amerika Utara telah menurun tajam sejak kedatangan bangsa Eropa. Studi ini menyoroti peran penting dari penghuni padang rumput yang kecil namun sangat bermanfaat, dengan implikasi signifikan untuk upaya konservasi. Penemuan ini mengingatkan kita bahwa setiap makhluk, tak peduli seberapa kecil, memegang peranan krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem, dan memahami dinamika ini adalah kunci untuk perlindungan lingkungan kita.

Post a Comment

Previous Post Next Post