Pernahkah Anda berhenti sejenak dan bertanya mengapa telur, bacon, atau sereal secara otomatis muncul di benak Anda saat memikirkan sarapan? Sementara di Inggris, sarapan seringkali mencakup kacang panggang dan roti goreng. Perbedaan mencolok ini membuat kita bertanya-tanya: apakah ada alasan ilmiah di balik makanan yang kita anggap sebagai "sarapan" dan makanan yang tidak?
Jawabannya mungkin mengejutkan: sebenarnya tidak ada alasan ilmiah yang kuat. Sarapan adalah kategori yang terasa objektif, namun sebenarnya sangat dipengaruhi oleh budaya. Kita makan makanan tertentu untuk sarapan karena kita menganggapnya sebagai makanan sarapan, dan kita menganggapnya demikian karena kita terbiasa memakannya di pagi hari. Singkatnya, sarapan bukanlah kategori yang berbasis ilmu pengetahuan.
Beragam Sarapan di Seluruh Dunia
Perbedaan ini sangat nyata di berbagai belahan dunia. Saya masih ingat saat kecil di Kanada, di mana donat dianggap sebagai camilan tengah pagi. Namun, saat perjalanan ke Amerika Serikat, saya terkejut melihat donat disajikan sebagai hidangan sarapan di hotel. Hal ini menunjukkan betapa fleksibelnya kategori makanan sarapan antarbudaya.
Lihat saja "breakfast by country" di Wikipedia, Anda akan menemukan bahwa di Jepang, sarapan bisa berupa nasi, salmon bakar, dan sayuran. Sementara di beberapa negara Amerika Latin, nasi dan kacang-kacangan adalah bagian umum dari sarapan. Ini semua menegaskan bahwa jenis makanan yang dikonsumsi untuk sarapan adalah produk budaya setempat, dan menariknya, budaya ini bisa dibentuk secara sengaja.
Konspirasi di Balik Sarapan Klasik Amerika
Bayangkan sarapan ala Amerika: jus jeruk, bacon, dan telur. Apakah kombinasi ini selalu menjadi tradisi? Ternyata tidak sepenuhnya. Setidaknya satu elemen dari kombinasi ini memiliki sejarah yang menarik dalam kampanye periklanan.
Edward Bernays, yang dikenal sebagai "bapak humas modern" dan keponakan Sigmund Freud, bisa dibilang menjadi alasan mengapa kita menganggap bacon sebagai makanan sarapan. Pada tahun 1920-an, Bernays bekerja untuk perusahaan pengemas Beech-Nut yang ingin meningkatkan permintaan bacon. Ia berpendapat bahwa dokter adalah pihak yang paling kredibel untuk meyakinkan masyarakat tentang makanan. Bernays kemudian melakukan survei terhadap dokter-dokter yang "menemukan bahwa dokter merekomendasikan sarapan yang mengenyangkan." Meskipun survei ini tidak spesifik menyebut bacon dan tidak terlalu ilmiah, ia menggunakannya sebagai dasar untuk serangkaian iklan yang mengklaim bacon dan telur sebagai sarapan "sejati" ala Amerika.
Kampanye ini berhasil gemilang. Dan ini bukanlah sejarah kuno; Bernays bahkan sempat menguraikan skemanya dalam sebuah video. Ia terus berkarya di bidang humas selama beberapa dekade, menciptakan kampanye-kampanye berpengaruh lainnya, seperti mengaitkan rokok Lucky Strike dengan feminisme.
Jus jeruk juga menjadi minuman sarapan populer karena alasan yang serupa. Pada tahun 1940-an, terjadi surplus jeruk. Daripada mengurangi produksi, para petani jeruk memutuskan untuk mencari cara baru untuk memasarkan produk mereka. Memposisikannya sebagai minuman sarapan terbukti sangat efektif, yang menghasilkan iklan yang menyarankan bahwa minum jus jeruk dalam jumlah besar untuk sarapan adalah hal yang sehat.
"Sarapan adalah Makanan Terpenting Sepanjang Hari"
Pengaruh pemasaran terhadap sarapan tidak berhenti sampai di situ. Gagasan bahwa sarapan adalah "makanan terpenting sepanjang hari" juga lebih banyak berakar pada pemasaran daripada sains. Frasa ini menjadi populer berkat kampanye tahun 1944 untuk sereal Grape Nuts. Seiring waktu, frasa tersebut menjadi kebenaran budaya, meskipun penelitian ilmiah tentang pentingnya sarapan masih belum menunjukkan hasil yang konsisten.
Perusahaan sereal sangat mahir dalam menggunakan kombinasi pemasaran dan klaim yang terdengar ilmiah. Sebelum revolusi industri, sarapan sering kali terdiri dari sisa makanan dari hari sebelumnya. Kekhawatiran tentang gangguan pencernaan pada pekerja adalah salah satu motivasi di balik popularitas sereal sarapan, yang secara agresif dipasarkan sebagai alternatif yang lebih sehat daripada makanan berat seperti daging.
Sarapan Adalah Apapun yang Anda Makan di Pagi Hari
Ini tidak berarti bahwa bacon, telur, sereal, dan jus jeruk bukanlah sarapan yang baik—semuanya memiliki nilai gizi positif dan negatif. Namun, gagasan kita tentang apa yang memenuhi syarat sebagai makanan sarapan adalah perbedaan budaya, bukan ilmiah. Kita secara kolektif sebagai suatu budaya telah memutuskan bahwa makanan tertentu dimakan di pagi hari dan makanan tertentu tidak.
Terkadang, orang bahkan secara sengaja memengaruhi budaya sarapan untuk menjual barang-barang tertentu. Ini bukan untuk menyiratkan bahwa kategori itu sewenang-wenang—semuanya ada dalam konteks budaya tertentu, dipengaruhi oleh berbagai fakta, dari jadwal yang kita jalani hingga media yang kita konsumsi. Namun, gagasan kita tentang "makanan sarapan" tidak didasarkan pada objektivitas apa pun. Orang memasukkan telur ke dalam tumisan, bacon ke dalam pizza, dan sereal ke dalam es krim—tidak satu pun dari hal-hal itu menjadi sarapan saat Anda melakukannya. Akhirnya, sarapan hanyalah tentang apa yang Anda pilih untuk makan untuk memulai hari Anda.