5 Kebenaran Investasi dari Tigor Siagian: Strategi Untung Jangka Panjang
Tigor Siagian, seorang figur yang tidak asing lagi di kancah investasi Indonesia, berbagi wawasan berharga dalam Bibit Podcast. Dengan pengalaman lebih dari dua setengah dekade, termasuk perannya dalam mengelola cadangan devisa negara di Bank Indonesia, serta kontribusinya dalam pengembangan produk Reksa Dana Obligasi ABF Indonesia Bond Index Fund, pandangannya patut disimak. Artikel ini akan mengulas lima kebenaran investasi esensial yang disampaikan oleh Pak Tigor, yang dapat menjadi panduan bagi investor pemula maupun berpengalaman untuk menavigasi dunia pasar modal dengan lebih bijak. Mari kita selami inti sarinya.
Membongkar Mitos Investasi: Kebenaran dari Tigor Siagian
1. Risiko Tinggi Bukan Jaminan Untung Tinggi
Sering kali, investor terjebak dalam mitos bahwa risiko tinggi pasti berbanding lurus dengan potensi keuntungan tinggi. Namun, Tigor Siagian meluruskan kesalahpahaman ini dengan tegas. Ia menekankan bahwa fluktuasi harga pasar bukanlah definisi risiko yang sesungguhnya. Risiko sejati dalam investasi adalah permanent loss of capital, yaitu hilangnya modal secara permanen akibat keputusan investasi yang keliru atau pemilihan aset yang tidak tepat. Sebagai contoh, saham-saham "gorengan" atau instrumen investasi yang tidak memiliki fundamental kuat mungkin menawarkan janji keuntungan fantastis, namun pada akhirnya dapat menyebabkan modal investor ludes tanpa sisa.
Untuk menghindari jebakan ini, Pak Tigor menyarankan agar investor tidak melulu fokus mencari aset berisiko tinggi dengan harapan return yang instan. Sebaliknya, strategi yang lebih bijaksana adalah dengan meningkatkan jumlah modal investasi secara bertahap dan memperpanjang cakrawala waktu investasi. Dengan modal yang lebih besar dan jangka waktu yang lebih panjang, efek compounding dapat bekerja secara optimal, memungkinkan pertumbuhan aset yang signifikan meskipun dengan tingkat risiko yang lebih moderat. Pendekatan ini mengedepankan stabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan, dibandingkan dengan spekulasi berisiko tinggi yang hanya mengejar keuntungan sesaat.
2. Waspadai Biaya yang Juga "Compounding"
Efek compounding atau bunga berbunga sering disebut sebagai keajaiban dunia kedelapan dalam investasi. Namun, Pak Tigor mengingatkan bahwa efek compounding ini tidak hanya berlaku untuk keuntungan, tetapi juga untuk biaya-biaya yang terkait dengan investasi. Salah satu biaya yang sering diabaikan namun memiliki dampak besar adalah expense ratio pada produk reksa dana.
Meskipun perbedaan expense ratio mungkin terlihat kecil, hanya sekitar 1-2% per tahun, dampaknya terhadap total return investasi bisa sangat signifikan dalam jangka panjang. Sebagai ilustrasi, perbedaan kecil ini berpotensi mengikis total keuntungan hingga 35% dalam periode investasi yang panjang. Hal ini terjadi karena biaya tersebut mengurangi modal yang diinvestasikan sebelum proses compounding berlangsung, sehingga mengurangi dasar perhitungan bunga yang akan diterima investor. Oleh karena itu, bagi investor yang bijak, mempertimbangkan expense ratio adalah langkah krusial dalam memilih produk investasi, terutama reksa dana, untuk memastikan bahwa sebagian besar potensi keuntungan tetap berada di tangan investor, bukan tergerus oleh biaya.
3. Obligasi Negara: Aset Bebas Risiko yang Stabil
Ketika berbicara tentang aset bebas risiko (risk-free asset), obligasi pemerintah atau obligasi negara menjadi pilihan utama, khususnya di Indonesia. Obligasi pemerintah dianggap bebas dari risiko gagal bayar (default risk) karena pembayaran kupon dan pokoknya dijamin penuh oleh negara. Jaminan ini memberikan ketenangan bagi investor, menjadikannya fondasi yang kokoh dalam portofolio investasi.
Meskipun membeli obligasi negara secara langsung bisa menjadi pilihan, ada cara yang lebih praktis dan terdiversifikasi untuk memilikinya, yaitu melalui Reksa Dana Obligasi. Instrumen ini memungkinkan investor untuk memiliki porsi dalam berbagai obligasi pemerintah tanpa harus membeli satu per satu, sehingga mengurangi kompleksitas dan meningkatkan diversifikasi.
Mengenal Reksa Dana Obligasi ABF Indonesia Bond Index Fund
Salah satu produk Reksa Dana Obligasi yang menonjol adalah ABF Indonesia Bond Index Fund (ABF IBI Fund). Reksa dana ini mengalokasikan hingga 99% asetnya pada obligasi pemerintah Indonesia. Dikelola dengan strategi pasif, ABF IBI Fund bertujuan untuk meniru kinerja indeks obligasi pemerintah, sehingga meminimalkan biaya manajemen dan potensi kesalahan manusia dalam pengambilan keputusan. Hasilnya cukup mengesankan: reksa dana ini telah mencetak return historis sebesar +37,49% dalam lima tahun terakhir per 30 September 2025. Yang lebih menarik, ABF IBI Fund juga dikenal dengan tingkat drawdown yang relatif rendah, artinya penurunannya tidak terlalu drastis saat pasar bergejolak, serta memiliki expense ratio yang kompetitif. Kombinasi faktor-faktor ini menjadikannya pilihan menarik bagi investor yang mencari stabilitas dan pertumbuhan jangka panjang dengan risiko yang terukur.
4. Strategi Investasi Pasif Pilihan Para Ahli
Paradigma investasi sering kali mengagungkan strategi aktif, di mana manajer investasi berusaha mengalahkan pasar dengan memilih saham atau obligasi tertentu. Namun, Tigor Siagian menyoroti bahwa banyak investor ahli, bahkan institusi besar, justru cenderung beralih ke strategi investasi pasif (passive investing). Mengapa demikian?
Riset demi riset menunjukkan bahwa investasi pasif, khususnya melalui produk yang meniru indeks pasar, secara konsisten memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan sebagian besar investasi aktif dalam jangka panjang. Data dari berbagai pasar, termasuk Amerika Serikat, mengindikasikan bahwa 80-90% manajer investasi aktif gagal mengalahkan indeks acuannya dalam rentang waktu sepuluh tahun terakhir. Hal ini terjadi karena berbagai faktor, mulai dari biaya manajemen yang lebih tinggi pada reksa dana aktif, hingga kesulitan untuk secara konsisten mengidentifikasi aset yang akan berkinerja superior.
Bagi investor yang semakin berpengalaman, fokus utama bukan lagi pada upaya mengejar return maksimal dengan risiko tinggi, melainkan pada bagaimana meminimalkan risiko penurunan (downside risk) sambil tetap mendapatkan pertumbuhan pasar. Investasi pasif menawarkan solusi ideal untuk mencapai tujuan ini, dengan biaya yang lebih rendah, diversifikasi yang inheren, dan kinerja yang cenderung stabil mengikuti pasar. Semakin expert seorang investor, semakin besar kecenderungannya untuk menerapkan passive investing dan meminimalkan downside risk, menciptakan portofolio yang lebih tangguh dan memberikan ketenangan pikiran.
5. Reksa Dana Obligasi vs. SBN Retail: Pahami Perbedaannya
Memahami perbedaan antara instrumen investasi yang tersedia adalah kunci untuk membangun portofolio yang sesuai dengan tujuan keuangan Anda. Tigor Siagian juga menyoroti perbandingan antara Reksa Dana Obligasi, khususnya ABF IBI Fund, dengan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel. Kedua instrumen ini sama-sama berinvestasi pada obligasi pemerintah, namun memiliki karakteristik yang berbeda.
Berikut adalah poin-poin perbandingan utama:
- Fleksibilitas Pencairan: Reksa Dana Obligasi menawarkan likuiditas yang lebih tinggi. Investor dapat mencairkan investasi kapan saja sesuai kebutuhan, meskipun prosesnya membutuhkan beberapa hari kerja. Sementara itu, SBN Ritel memiliki tenor tetap (misalnya 2 atau 3 tahun) dan biasanya hanya bisa dicairkan sebelum jatuh tempo melalui pasar sekunder, yang mungkin memiliki batasan waktu atau kuota penjualan.
- Risiko Pasar: Reksa Dana Obligasi, terutama yang berinvestasi pada indeks obligasi, memiliki eksposur terhadap fluktuasi harga obligasi di pasar sekunder. Meskipun risikonya rendah karena dijamin negara, nilai investasi bisa sedikit naik turun harian. SBN Ritel, dengan kupon tetap dan dijamin hingga jatuh tempo, memberikan kepastian nilai pokok dan kupon, sehingga risiko pasar relatif lebih kecil jika dipegang hingga jatuh tempo.
- Imbal Hasil: Reksa Dana Obligasi menawarkan potensi return yang fluktuatif mengikuti pergerakan harga obligasi di pasar. SBN Ritel, seperti ORI, memberikan imbal hasil (kupon) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) yang dibayarkan secara berkala (misalnya bulanan) hingga jatuh tempo.
- Diversifikasi: Reksa Dana Obligasi, seperti ABF IBI Fund, secara otomatis terdiversifikasi ke berbagai seri obligasi pemerintah, sehingga menyebarkan risiko. SBN Ritel biasanya merupakan satu seri obligasi tertentu.
Pemilihan antara Reksa Dana Obligasi dan SBN Ritel harus disesuaikan dengan tujuan keuangan pribadi dan kebutuhan cash flow. Jika Anda membutuhkan fleksibilitas dan diversifikasi yang lebih luas dengan potensi pertumbuhan kapital yang mengikuti pasar, Reksa Dana Obligasi bisa menjadi pilihan. Namun, jika Anda mengutamakan kepastian pendapatan rutin dan proteksi modal hingga jatuh tempo, SBN Ritel mungkin lebih cocok.
Poin-Poin Penting untuk Investor
Dari pemaparan Tigor Siagian yang komprehensif, kita dapat menarik beberapa kesimpulan krusial yang esensial bagi setiap investor:
- Investasi Pasif Optimal: Strategi investasi pasif pada produk yang tepat memiliki potensi untuk memberikan return yang lebih optimal dalam jangka panjang, dengan biaya yang minimal dan risiko yang lebih terkontrol. Ini bukan hanya tentang 'mengalahkan pasar' tetapi tentang 'mendapatkan pasar' secara efisien.
- Fondasi Portofolio Kuat: Kombinasi antara Reksa Dana Obligasi pasif dan SBN Ritel dapat membentuk fondasi portofolio investasi yang kokoh. Kedua instrumen ini menawarkan stabilitas dan pendapatan yang terukur, sangat cocok untuk tujuan keuangan jangka menengah hingga panjang.
- Stabilitas Jangka Panjang: Esensi investasi sejati bukanlah tentang mencari keuntungan instan dan cepat, melainkan tentang membangun stabilitas finansial dan menciptakan ketenangan pikiran (peace of mind) untuk jangka panjang. Kesabaran dan disiplin adalah kunci utama.
Pilihan Investasi Tambahan: ORI028 di Bibit
Bagi Anda yang mencari instrumen dengan imbal hasil tetap dan pembayaran rutin, Surat Berharga Negara (SBN) Ritel seri ORI028 hadir sebagai pilihan menarik. Produk ini bisa dibeli melalui platform Bibit selama masa penawaran hingga 23 Oktober 2025. ORI028 menawarkan imbal hasil fixed rate hingga 5,65% per tahun, yang dapat dikunci hingga jatuh tempo, menjadikannya pilihan yang ideal untuk menstabilkan portofolio investasi Anda.
Keunggulan utama ORI028 adalah kupon yang cair setiap tanggal 15 setiap bulannya. Fitur ini menjadikannya sumber passive income yang rutin dan pasti, sangat cocok bagi investor yang menginginkan aliran pendapatan tetap untuk kebutuhan bulanan atau untuk reinvestasi. Dengan kepastian imbal hasil dan jaminan dari negara, ORI028 adalah pilihan cerdas untuk diversifikasi portofolio dan mencapai tujuan keuangan Anda dengan tenang.
Wawasan dari Tigor Siagian ini menggarisbawahi pentingnya pemahaman yang benar tentang risiko, biaya, serta pemilihan strategi investasi yang sesuai. Investasi bukan hanya tentang angka dan keuntungan, tetapi juga tentang kedisiplinan, kesabaran, dan perencanaan yang matang untuk mencapai kebebasan finansial jangka panjang.