Analisis Peter Brandt: Puncak Bull Run Bitcoin Sudah di Depan Mata?
Dunia aset kripto kembali dihebohkan dengan prediksi dari seorang trader veteran yang sangat dihormati, Peter Brandt. Brandt, yang dikenal akurat dalam memprediksi pergerakan pasar, kini mengisyaratkan bahwa puncak dari bull market Bitcoin (BTC) mungkin sudah di depan mata. Prediksi ini tentu memicu beragam spekulasi di kalangan investor dan analis, mengingat volatilitas harga Bitcoin yang selalu menarik perhatian.
Prediksi Peter Brandt: Puncak Bull Run Bitcoin Makin Dekat
Peter Brandt memiliki rekam jejak yang mengesankan dalam memprediksi puncak pasar kripto. Ia berhasil memprediksi puncak pada tahun 2018 dan 2021. Kini, berdasarkan analisis siklus historis dan data grafik, Brandt menyatakan bahwa "cukup masuk akal untuk mengharapkan puncak bull market kapan saja sekarang." Pernyataan ini didasarkan pada pola siklus empat tahunan Bitcoin yang selama ini secara konsisten mengikuti tahapan pra-halving dan pasca-halving.
Pola Sejarah dan Siklus Halving Bitcoin
Model Brandt membagi setiap siklus pasar Bitcoin menjadi dua fase yang setara, yaitu sebelum dan sesudah peristiwa halving. Peristiwa halving Bitcoin terbaru terjadi pada April 2024. Brandt menunjukkan bahwa puncak dari setiap bull run sebelumnya terjadi pada jumlah hari yang setara setelah halving. Secara spesifik, ia mencatat periode 533 hari setelah halving. Jika pola ini terus berlanjut, maka jendela waktu untuk Bitcoin mencapai puncaknya telah tiba pada minggu ini, berdasarkan perhitungan 533 hari setelah halving April 2024.
"Tambahkan 533 hari ke halving April 2024, dan bingo, itu adalah minggu ini," ujar Brandt. Ini menandakan sebuah konsistensi yang luar biasa dalam pola pasar Bitcoin yang telah teramati selama beberapa siklus terakhir. Namun, ia juga memberikan catatan penting bahwa pasar tidak selalu mengikuti aturan yang sama.
Ketika Pasar Melanggar Aturan: Potensi Pergerakan Lebih Lanjut
Meskipun pola historis memberikan gambaran yang kuat, Brandt juga mengingatkan bahwa pasar sesekali dapat melanggar aturan dan tren yang dominan. "Tren yang melanggar sifat siklus pasar yang berlaku biasanya merupakan yang paling dramatis," katanya. Oleh karena itu, ia menyarankan agar investor tidak sembarangan mengambil risiko dengan bertaruh melawan pola yang memiliki rekor sempurna tiga dari tiga.
Brandt menaksir probabilitas puncak jangka pendek saat ini adalah 50/50. Jika Bitcoin berhasil menghindari puncak dalam beberapa hari mendatang, ia memperkirakan pergerakan harga yang lebih luas, jauh melampaui $150.000, dengan potensi kenaikan hingga mencapai $185.000 sebelum koreksi berikutnya terjadi. Hal ini menunjukkan adanya dua skenario yang sama-sama mungkin terjadi, sehingga para investor perlu bersiap untuk keduanya.
Sentimen Pasar dan Arus Masuk ETF Bitcoin: Katalis Kenaikan Harga
Di luar prediksi Brandt yang menunjukkan potensi puncak, berbagai indikator pasar lainnya justru menampilkan gambaran yang lebih optimis untuk Bitcoin. Arus masuk ke dalam Exchange Traded Fund (ETF) Bitcoin terus menunjukkan sinyal bullish yang kuat secara struktural, mengindikasikan minat institusional yang berkelanjutan. Menurut Bitwise CIO, Matt Hougan, ETF Bitcoin diperkirakan akan melampaui rekor $36 miliar tahun lalu, didorong oleh gelombang rotasi modal di akhir tahun.
Narasi "Debasement Trade" dan Adopsi Institusional
Hougan menyoroti tiga katalis utama di balik lonjakan ini: kinerja harga Bitcoin yang luar biasa, meningkatnya adopsi institusional, dan apa yang disebut Wall Street sebagai "debasement trade". Konsep "debasement trade" mengacu pada investasi dalam aset yang dianggap dapat menjaga nilai di tengah depresiasi mata uang fiat (kehilangan daya beli).
Sejak tahun 2020, suplai uang di Amerika Serikat telah meningkat sebesar 44%, sebuah tren yang kini mendorong perusahaan tradisional sekalipun, seperti Morgan Stanley, untuk merekomendasikan alokasi hingga 4% dalam BTC untuk portofolio yang toleran risiko. Hal ini menunjukkan pengakuan yang semakin besar terhadap Bitcoin sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Bitcoin dan emas sendiri merupakan dua aset utama dengan kinerja terbaik di tahun 2025, memperkuat narasi bahwa Bitcoin menjadi "emas digital" bagi para investor.
Berbagai Proyeksi Harga Bitcoin: Optimisme di Tengah Ketidakpastian
Sementara Brandt melihat potensi puncak yang sudah dekat, analis lain memiliki pandangan yang lebih agresif. Ekonom Timothy Peterson, misalnya, memperkirakan kemungkinan 50% bahwa Bitcoin akan mengakhiri bulan di atas $140.000, berdasarkan simulasi puluhan tahun. Sementara itu, Arthur Hayes dan Joe Burnett bahkan mempertahankan perkiraan yang lebih ambisius, memprediksi Bitcoin dapat mencapai $250.000 pada akhir tahun 2025.
Data on-chain, arus masuk ETF, dan adopsi institusional semuanya mengindikasikan sebaliknya dari prediksi puncak Brandt; bahwa Bitcoin mungkin baru saja "memanaskan mesin" untuk pergerakan harga yang lebih jauh. Dengan demikian, pasar Bitcoin saat ini berada di persimpangan jalan antara pola historis yang diyakini Brandt dan sinyal bullish yang datang dari adopsi institusional dan sentimen makroekonomi.