no fucking license
Bookmark

Ketika Nakhoda Tenggelam: Gibran dan eFishery di Pusaran Fraud 0,5%

Drama startup Indonesia kembali bergulir, dan kali ini panggungnya adalah eFishery, raksasa aquakultur yang pernah digadang-gadang sebagai penyelamat sektor perikanan. Setelah 11 tahun, Gibran Hudzaifah akhirnya menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan. Tapi bukan karena alasan biasa seperti "ingin fokus keluarga" atau "peningkatan karir". Oh tidak, kali ini bumbu cerita adalah fraud.

Kabar menyebutkan dugaan penggelapan dana di tubuh eFishery, dengan Gibran sebagai pemeran utama dalam sorotan. Dalam konferensi pers September 2024, Gibran mengakui adanya fraud sebesar 0,5% dari total pendapatan perusahaan. “Hanya 0,5%,” katanya. “Tidak akan membuat bisnis eFishery tumbang.” Tentu saja, pernyataan ini memberikan kita pelajaran penting: ternyata ada kategori fraud wajar. Apakah ini seperti diskon 50% di supermarket?

Namun, angka kecil seperti 0,5% bisa jadi ilusi. Jika pendapatan eFishery mencapai ratusan miliar, 0,5% bukan lagi remah-remah, melainkan sekarung tepung. Masalahnya, jika ini dianggap biasa, apa kabar tata kelola perusahaan? Apakah “fraud kecil” adalah tradisi baru dalam manajemen startup?

Dalam narasi startup, Gibran pernah menjadi pahlawan. Memimpin eFishery sejak 2013, ia membawa perusahaan ini ke panggung global. Tapi sekarang, layaknya kapal yang mulai karam, nakhoda dipersalahkan. Mungkin juga, ini hanyalah babak baru dalam buku cerita startup Indonesia, di mana kerapuhan sistem manajemen dan kurangnya transparansi sering tersembunyi di balik pertumbuhan angka pendapatan yang memukau.

CEO baru telah ditunjuk. Tantangan ke depan tentu tidak ringan: memulihkan kepercayaan investor, membereskan warisan fraud, dan memastikan bahwa 0,5% yang disebut wajar tidak berubah menjadi 50%. Sementara itu, kita penonton hanya bisa duduk nyaman, menunggu drama berikutnya dalam kisah startup tanah air. Karena, di dunia ini, hanya ada satu hal yang pasti: startup selalu punya cerita yang bikin kita geleng-geleng kepala.

Post a Comment

Post a Comment