Bitcoin Diprediksi Puncak di 2026: Peran Institusi dan Makroekonomi AS

Grafik harga Bitcoin diproyeksikan melonjak hingga 2026, didukung permintaan institusional dan kebijakan The Fed.

Setelah minggu perdagangan yang cukup bergejolak, harga Bitcoin kini bertengger di bawah $110.000. Ini merepresentasikan penurunan sekitar 12% dari rekor tertinggi sepanjang masanya di angka $124.457. Di tengah situasi ini, seorang analis pasar populer bernama Ted Pillows telah membagikan prediksi pasar yang berani, yang dapat meredakan kekhawatiran akan puncak siklus yang akan segera terjadi.

Mengapa Bitcoin Diprediksi Memuncak di 2026?

Siklus pasar kripto pada umumnya selalu mencapai puncaknya pada kuartal keempat di tahun keempat pasca-halving. Waktu ini biasanya bertepatan dengan euforia pasca-halving dan gelombang kuat permintaan pasar dari investor ritel maupun institusi. Perilaku semacam ini terlihat dalam dua siklus terakhir, ketika Bitcoin mencapai puncak pasar $19.700 pada Desember 2017, dan $69.000 pada November 2021. Namun, Ted Pillows mengajukan postulat bahwa pasar saat ini kemungkinan akan menunjukkan pola yang berbeda, yang lebih selaras dengan siklus bisnis Amerika Serikat.

Perubahan pola ini menandakan adanya pergeseran fundamental dalam dinamika pasar Bitcoin. Jika sebelumnya siklus didominasi oleh narasi 'crypto-native' seperti halving dan adopsi ritel, kini pasar tampaknya semakin terintegrasi dengan ekosistem keuangan global yang lebih luas. Hal ini berarti faktor-faktor makroekonomi, yang sebelumnya mungkin dianggap sebagai variabel sekunder, kini menjadi pendorong utama yang membentuk lintasan harga Bitcoin.

Pengaruh Kebijakan The Fed dan ETF Bitcoin Spot

Secara umum, kebijakan bisnis Amerika Serikat yang berpusat pada likuiditas, suku bunga, dan inflasi, semuanya memainkan peran besar dalam permintaan Bitcoin. Secara khusus, Federal Reserve AS telah melakukan pemotongan suku bunga pertamanya di September 2025, dan para analis pasar memprediksi otoritas moneter ini akan mempertahankan pendekatan dovish (longgar) selama enam bulan ke depan. Bahkan, JP Morgan memprediksi The Fed akan melakukan dua lagi pemotongan suku bunga pada tahun 2025 dan satu pada tahun 2026. Penurunan suku bunga ini diperkirakan akan meningkatkan akses investor terhadap likuiditas melalui pinjaman, sekaligus mendorong investasi pada aset-aset berisiko tinggi seperti Bitcoin.

Selain itu, pengenalan ETF Bitcoin Spot juga telah mengubah struktur arus masuk investasi. Investasi-investasi ini secara signifikan telah mempermudah investasi institusional dalam Bitcoin, dengan total kumulatif arus masuk ETF saat ini senilai $57,23 miliar. Arus masuk yang besar ini, ditambah dengan munculnya perusahaan-perusahaan yang menyimpan Bitcoin sebagai aset perbendaharaan, semuanya telah berkontribusi pada pematangan pasar Bitcoin. Pasar ini kini kemungkinan besar akan didorong oleh siklus makroekonomi daripada siklus tradisional yang lebih bersifat "crypto-native". Proses pematangan ini menciptakan stabilitas yang lebih besar dan menarik partisipasi investor institusional yang mencari aset alternatif di tengah kebijakan moneter global yang longgar.

Proyeksi Jangka Pendek dan Level Penting

Dalam beberapa jam terakhir, Bitcoin telah menunjukkan ketahanan yang kuat dalam memantul dari dukungan harga $109.000. Menurut analisis terpisah yang dibagikan oleh Pillows, mata uang kripto utama ini kini kemungkinan akan menuju untuk merebut kembali level harga resistensi $112.000. Jika para "bull" pasar berhasil mengatasi hambatan ini, analisis lebih lanjut menunjukkan potensi kenaikan hingga $117.000. Namun, jika ada uji ulang dukungan $109.000 yang berujung pada penembusan di bawah level tersebut, harga bisa terdorong turun serendah $101.000. Pada saat penulisan, Bitcoin diperdagangkan sekitar $109.420, mencerminkan penurunan 0,25% dalam sehari terakhir.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
sr7themes.eu.org