Bitcoin Oversold: Sinyal Beli Setelah RSI Harian Terendah Sejak April?
Harga Bitcoin belakangan ini memang sedang di bawah tekanan jual yang cukup intens, bahkan sempat menyentuh angka di bawah $110.000 pada hari Kamis, 25 September. Meskipun aset kripto utama ini berhasil menahan penurunan lebih lanjut dalam sehari terakhir, harga BTC masih berjuang keras untuk kembali melewati level psikologis $110.000 tersebut. Menariknya, pembacaan terbaru dari salah satu indikator analisis teknis terkemuka mengisyaratkan bahwa harga Bitcoin mungkin saja sudah mencapai titik terendah dan siap untuk bangkit kembali.
Apakah Harga Bitcoin Sudah Mencapai Titik Terendah?
Dalam unggahan di platform X pada tanggal 26 September, seorang analis kripto yang menggunakan nama ekonom terkenal Frank Fetter mengungkapkan sebuah pandangan menarik: harga Bitcoin kemungkinan besar telah memasuki zona beli. Proyeksi harga ini didasarkan pada indikator Relative Strength Index (RSI) yang diterapkan pada grafik harga harian BTC. Untuk para investor, memahami RSI bisa menjadi kunci untuk mengambil keputusan yang lebih tepat.
Relative Strength Index atau sering disebut RSI adalah sebuah indikator momentum yang sangat populer dalam analisis teknis harga. Fungsinya adalah untuk mengukur seberapa besar dan seberapa cepat perubahan harga suatu aset. Osilator RSI umumnya digunakan untuk menilai apakah aset kripto seperti Bitcoin sedang dalam kondisi 'overbought' (terlalu banyak dibeli) atau 'oversold' (terlalu banyak dijual), yang pada gilirannya bisa menjadi sinyal potensi pembalikan harga atau tren. Indikator ini bergerak dalam skala 0 hingga 100.
Secara umum, ketika nilai Relative Strength Index melampaui angka 70, itu menandakan bahwa pasar berada dalam kondisi overbought. Ini berarti aset tersebut sudah terlalu banyak dibeli dan kemungkinan besar akan menghadapi tekanan jual, yang bisa menyebabkan penurunan harga. Sebaliknya, jika nilai RSI jatuh di bawah angka 30, itu menunjukkan kondisi oversold, yang mengisyaratkan bahwa aset tersebut telah terlalu banyak dijual dan ada kemungkinan besar harga akan segera mengalami rebound atau kenaikan.
Menurut analisis dari Fetter, Relative Strength Index pada grafik harian Bitcoin telah merosot ke level terendah sejak titik terendah harga pada bulan April, yaitu sekitar $74.000. Penurunan harga sebelumnya yang signifikan ini, yang dipicu oleh perang tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok, menyaksikan osilator RSI jatuh di bawah ambang batas 30 pada bulan Maret kala itu. Jika kita melihat sejarah, setelah mencapai titik terendah di angka $74.000 dan RSI yang rendah pada bulan April, harga Bitcoin kemudian melonjak dan mencetak beberapa rekor tertinggi sepanjang masa. Jika pola historis ini terulang, ada peluang besar bahwa aset kripto unggulan ini dapat menemukan dukungan pada harga saat ini dan kembali menuju rekor tertinggi baru. Saat artikel ini ditulis, BTC dihargai sekitar $109.331, menunjukkan kenaikan tipis 0,2% dalam 24 jam terakhir, namun turun lebih dari 5% dalam kurun waktu seminggu terakhir.
Pasar Kripto Memasuki Zona 'Ketakutan'
Selain RSI, sinyal lain yang menunjukkan potensi peluang beli di pasar Bitcoin saat ini adalah Crypto Fear & Greed Index. Indikator ini mengukur sentimen pasar secara keseluruhan. Berdasarkan data on-chain terbaru dari Alphractal, metrik ini telah anjlok ke angka 28, sebuah nilai yang secara tegas mengisyaratkan adanya 'ketakutan' yang kuat di antara para investor aset digital. Angka ini semakin memperkuat argumen bahwa pasar sedang berada di titik yang menarik untuk pembelian.
Sementara itu, jika kita bandingkan dengan Fear & Greed Index di pasar saham tradisional, metrik tersebut masih berada pada level netral. Ini berarti pesimisme yang mendalam belum merambah pasar tradisional. Dengan Fear & Greed Index kripto yang berada pada level terendah sejak April 2025, perbedaan yang mencolok dari pasar tradisional ini menunjukkan adanya peluang akumulasi aset yang signifikan di pasar aset digital. Kondisi 'ketakutan' seringkali menjadi momen terbaik bagi investor jangka panjang untuk masuk ke pasar, karena harga cenderung lebih rendah dari nilai fundamentalnya.