Factoring & Pembiayaan Invoice: Solusi Arus Kas Bisnis UMKM
Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Amerika Serikat, manajemen arus kas seringkali menjadi penentu utama apakah sebuah perusahaan dapat tumbuh, mengambil kontrak baru, atau sekadar bertahan. Bahkan perusahaan yang menguntungkan pun bisa kekurangan modal kerja saat klien menunda pembayaran hingga 30, 60, atau bahkan 90 hari. Sejak krisis keuangan 2008, ketika pinjaman bank tradisional mengetat secara signifikan, banyak bisnis beralih ke solusi pembiayaan alternatif.
Di antara solusi yang paling banyak digunakan adalah factoring dan pembiayaan invoice, yang mampu mencairkan nilai invoice yang belum dibayar dan menyediakan likuiditas segera. Di AS saat ini, International Factoring Association melaporkan bahwa factoring mewakili industri bernilai lebih dari $100 miliar, melayani berbagai industri seperti transportasi, penyedia tenaga kerja, manufaktur, dan layanan kesehatan. Panduan ini menjelaskan bagaimana factoring dan pembiayaan invoice bekerja, perbedaannya, dan mengapa keduanya tetap menjadi alat keuangan vital bagi perusahaan-perusahaan Amerika.
Apa Itu Factoring Invoice?
Factoring invoice adalah pengaturan pembiayaan di mana sebuah bisnis menjual piutang usahanya kepada perusahaan pihak ketiga yang dikenal sebagai "faktor". Sebagai gantinya, faktor akan memberikan uang muka tunai – biasanya 70% hingga 90% dari nilai nominal invoice – dan kemudian mengambil alih tanggung jawab untuk menagih pembayaran dari pelanggan. Sebagai contoh, sebuah perusahaan transportasi di AS yang menagih pengirim barang sebesar $50.000 namun baru akan dibayar dalam 60 hari, dapat menjual invoice tersebut kepada faktor. Faktor mungkin akan memberikan uang muka sebesar $45.000 secara langsung. Setelah pengirim barang membayar penuh, faktor akan menyetorkan sisa saldo dikurangi biaya.
Factoring berbeda dari pinjaman tradisional karena secara teknis bukan merupakan utang. Dengan menjual invoice, perusahaan mengalihkan aset, bukan mengambil pinjaman. Perbedaan ini membuat factoring menarik bagi perusahaan yang ingin meringankan arus kas tanpa meningkatkan kewajiban di neraca mereka.
Apa Itu Pembiayaan Invoice?
Pembiayaan invoice, sering disebut juga pembiayaan piutang usaha, lebih terstruktur seperti pinjaman. Alih-alih menjual piutang, bisnis menggunakannya sebagai jaminan untuk meminjam. Perusahaan pembiayaan memberikan uang muka berdasarkan nilai invoice, tetapi bisnis tetap bertanggung jawab untuk menagih pembayaran dari pelanggannya. Berbeda dengan factoring, di mana pelanggan membayar langsung ke faktor, pembiayaan invoice biasanya tidak terlihat oleh klien akhir. Namun, karena bisnis tetap bertanggung jawab atas pembayaran kembali, ini dianggap sebagai bentuk utang.
Sektor pembiayaan invoice di AS telah berkembang pesat dengan munculnya pemberi pinjaman fintech. Allied Market Research memproyeksikan volume pembiayaan invoice global akan mencapai hampir $5 triliun pada tahun 2027, dengan AS diperkirakan akan tetap menjadi salah satu pasar terbesar.
Sejarah Singkat Factoring di AS
Factoring memiliki akar yang dalam dalam ekonomi Amerika. Asal-usulnya berasal dari masa kolonial ketika para pedagang menggunakan faktor untuk memberikan uang muka terhadap pengiriman kapas, tembakau, dan komoditas lainnya. Di era modern, factoring menjadi penting bagi produsen dan eksportir, terutama selama periode di mana pinjaman bank dibatasi.
Setelah krisis keuangan 2008, factoring menjadi pilihan utama bagi UMKM yang kesulitan mendapatkan kredit tradisional. Menurut International Factoring Association, volume factoring di AS telah tumbuh secara stabil selama dekade terakhir, melebihi $100 miliar setiap tahun pada tahun 2024. Saat ini, ribuan perusahaan di seluruh 50 negara bagian menggunakan factoring untuk menstabilkan arus kas mereka.
Membandingkan Factoring, Pembiayaan Invoice, dan Invoice Discounting
Meskipun factoring dan pembiayaan invoice memungkinkan bisnis untuk mengakses dana yang terikat dalam piutang yang belum dibayar, struktur dan alokasi risikonya berbeda:
- Factoring: Bisnis menjual invoice kepada faktor, yang mengambil alih tanggung jawab penagihan. Pelanggan membayar langsung kepada faktor.
- Pembiayaan Invoice: Bisnis meminjam dengan menggunakan piutang sebagai jaminan. Pelanggan tetap membayar kepada bisnis.
- Invoice Discounting (lebih umum di Eropa, kurang di AS): Berfungsi seperti pembiayaan invoice tetapi sering disusun sebagai perjanjian rahasia.
Bagi bisnis di AS, pilihan seringkali tergantung pada apakah mereka menghargai kerahasiaan (pembiayaan invoice) atau penagihan yang dialihdayakan (factoring). Factoring mungkin lebih mahal tetapi mengurangi beban administrasi, sementara pembiayaan invoice menjaga hubungan pelanggan tetapi menambah kewajiban utang.
Siapa yang Menggunakan Factoring Invoice di AS?
Stereotipnya adalah factoring invoice hanya untuk bisnis yang kesulitan, tetapi pada kenyataannya banyak digunakan oleh perusahaan yang sehat dan berkembang di berbagai industri dengan siklus pembayaran yang panjang.
- Transportasi dan Logistik: Factoring sangat umum dalam industri truk di AS, di mana pengangkut sering menunggu berbulan-bulan untuk pembayaran invoice dari broker dan pengirim. Akses langsung ke uang tunai memungkinkan mereka untuk menutupi biaya bahan bakar, gaji, dan pemeliharaan.
- Agen Tenaga Kerja: Perusahaan harus membayar pekerja setiap minggu, bahkan jika klien membayar invoice dalam jangka waktu 60 atau 90 hari. Factoring menjembatani kesenjangan tersebut.
- Manufaktur dan Grosir: Perusahaan menggunakan factoring untuk membeli bahan baku dan menjaga produksi tetap berjalan sambil menunggu klien korporat besar melunasi invoice.
- Penyedia Layanan Kesehatan: Praktik medis dan perusahaan penagihan mem-faktor klaim asuransi untuk memperlancar arus kas yang terganggu oleh siklus penggantian yang lambat.
Industri-industri ini menyoroti fleksibilitas factoring baik bagi UMKM maupun perusahaan menengah.
Mengapa Factoring Begitu Populer di AS?
Popularitas factoring didasarkan pada tiga keunggulan utama: kecepatan, fleksibilitas, dan aksesibilitas. Berbeda dengan pinjaman bank, yang memerlukan pemeriksaan kredit dan persetujuan yang panjang, keputusan factoring didasarkan pada kelayakan kredit pelanggan bisnis. Itu berarti bahkan startup atau bisnis dengan riwayat kredit terbatas dapat memenuhi syarat. Dana dapat dicairkan dalam waktu 24 jam, memberikan solusi cepat untuk kebutuhan kas mendesak. Dan karena invoice itu sendiri berfungsi sebagai jaminan, bisnis tidak perlu menjaminkan aset seperti properti atau peralatan.
Sebagaimana dicatat oleh International Factoring Association, lebih dari 35.000 bisnis di AS mengandalkan factoring setiap tahun, sebuah angka yang terus bertambah seiring dengan tantangan arus kas yang terus ada di berbagai industri.
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Apakah factoring dianggap utang di AS?
Tidak. Factoring adalah penjualan aset (invoice), bukan pinjaman. Namun, pembiayaan invoice diklasifikasikan sebagai utang karena bisnis harus membayar kembali dana yang dipinjam.
Berapa biaya factoring?
Biaya factoring di AS biasanya berkisar antara 1% hingga 5% dari nilai invoice per bulan. Biaya bervariasi berdasarkan industri, riwayat pembayaran pelanggan, dan volume invoice.
Bisnis AS mana yang paling diuntungkan dari factoring?
Industri dengan jangka waktu pembayaran yang panjang—transportasi, agen tenaga kerja, manufaktur, dan layanan kesehatan—adalah pengguna terbesar. Namun, factoring dapat menguntungkan perusahaan mana pun yang menghadapi kesenjangan arus kas.
Apakah factoring diatur di AS?
Ya, tetapi regulasinya bervariasi antar negara bagian. Beberapa negara bagian memerlukan lisensi untuk perusahaan factoring, sementara yang lain memberlakukan persyaratan pengungkapan untuk memastikan transparansi biaya.
Kesimpulan
Bagi bisnis di AS yang menghadapi penundaan pembayaran dan arus kas yang ketat, factoring dan pembiayaan invoice menyediakan solusi praktis. Dengan mengubah piutang menjadi modal kerja instan, alat-alat ini memungkinkan perusahaan untuk menutupi biaya operasional, berinvestasi dalam pertumbuhan, dan mengurangi ketergantungan pada pinjaman bank tradisional.
Factoring sangat berharga untuk industri di mana siklus pembayaran panjang dan arus kas yang dapat diprediksi sangat penting, seperti transportasi dan agen tenaga kerja. Sementara itu, pembiayaan invoice menawarkan opsi yang lebih bijaksana bagi bisnis yang mencari likuiditas tanpa mengubah hubungan klien.
Seiring dengan terus berkembangnya ekonomi AS, factoring dan pembiayaan invoice tetap menjadi strategi keuangan yang vital. Bagi banyak bisnis Amerika, keduanya bukan hanya alat pendanaan darurat tetapi juga pendorong penting pertumbuhan jangka panjang.