Kredit Rumah Meningkat, Oracle dan AI Melesat, ETF Kuasai Pasar

Ilustrasi dinamis yang menunjukkan pertumbuhan pasar keuangan: kunci rumah, chip AI bercahaya, dan grafik investasi melonjak.

Pasar keuangan global terus berdinamika dengan cepat, menghadirkan berbagai peluang dan tantangan. Dalam podcast terkini, para kontributor Motley Fool, Tyler Crowe, Matt Frankel, dan Jon Quast, secara mendalam membahas beberapa topik krusial yang membentuk lanskap investasi saat ini: lonjakan aplikasi hipotek, backlog multi-tahun Oracle yang terkait dengan AI, dan untuk pertama kalinya, jumlah exchange-traded funds (ETF) yang melampaui saham individu. Diskusi ini tidak hanya menawarkan wawasan tentang pergerakan pasar, tetapi juga memberikan perspektif investasi yang berharga bagi para pendengar.

Geliat Pasar Hipotek: Suku Bunga Turun, Permintaan Melonjak

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar hipotek menjadi barometer yang jelas bagi perubahan suku bunga. Data terbaru dari Mortgage Bankers Association menunjukkan bahwa rata-rata suku bunga hipotek kualifikasi telah turun menjadi 6,49%, mengalami penurunan sekitar 20 basis poin. Penurunan ini, meskipun terbilang kecil, memicu lonjakan permintaan yang luar biasa untuk pembiayaan ulang dan pinjaman baru.

Matt Frankel memaparkan angka-angka menarik: aktivitas pembiayaan ulang meningkat sekitar 34% dibandingkan minggu yang sama tahun lalu, dan naik 12% dari minggu ke minggu. Ini tidak mengherankan mengingat penurunan suku bunga yang signifikan. Untuk pinjaman baru, peningkatannya mencapai 23% dari tahun ke tahun dan 7% dari minggu sebelumnya. Sebagian besar peningkatan pinjaman baru ini didorong oleh kenaikan inventaris rumah yang ada dibandingkan tahun lalu, namun aktivitas pembiayaan ulang sepenuhnya dikaitkan dengan suku bunga.

Secara umum, bagi pemilik rumah, pembiayaan ulang akan menguntungkan jika mereka dapat menurunkan suku bunga hipotek mereka sekitar setengah hingga tiga perempat poin persentase. Banyak orang yang dalam beberapa tahun terakhir mendapatkan suku bunga hipotek di atas 7% kini melihat peluang. Ditambah lagi, harga rumah yang terus meningkat telah memberikan pemilik rumah lebih banyak ekuitas yang dapat dimanfaatkan, yang juga menjadi faktor pendorong aktivitas pembiayaan ulang.

Implikasi Kebijakan The Fed dan Prediksi Suku Bunga

Tyler Crowe menyoroti adanya revisi signifikan ke bawah pada laporan pekerjaan dan penurunan indeks harga produsen untuk bulan Agustus, yang mengindikasikan sedikit deflasi harga. Faktor-faktor ini tampaknya sedang menyiapkan panggung untuk pemotongan suku bunga yang lebih sering atau lebih besar dari yang diantisipasi sebelumnya. Jon Quast sepakat, menekankan bahwa meskipun memprediksi pemotongan suku bunga itu sulit, bintang-bintang tampaknya sejajar untuk penurunan suku bunga yang signifikan. Data inflasi dan pekerjaan, yang sebelumnya menjadi perhatian The Fed, kini menunjukkan sinyal pelonggaran, memungkinkan pembuat kebijakan untuk mengambil keputusan berdasarkan data yang lebih baik.

Dengan kondisi pasar yang mulai "tidak macet" ini, Jon Quast merekomendasikan untuk memperhatikan Upstart (UPST). Meskipun bagian bisnisnya yang terkait rumah masih kecil, originiasinya pada kuartal kedua 2025 melonjak sekitar 800% dari tahun sebelumnya. Ini menunjukkan potensi pertumbuhan besar seiring penurunan suku bunga. Sementara itu, Matt Frankel mengamati Rocket Companies (RKT). Selama tahun-tahun suku bunga rendah (2020-2021), volume pembiayaan ulang Rocket empat kali lebih besar dari sekarang. Akuisisi Redfin juga memperkuat posisinya, berpotensi menjadi saluran pemasaran yang hebat untuk pinjaman pembelian dan pembiayaan ulang.

Oracle dan Ledakan AI: Backlog yang Menggemparkan

Saham Oracle melonjak sekitar 40% setelah melaporkan hasil keuangan kuartal pertama fiskal 2026 yang luar biasa. Kenaikan nilai pasar Oracle sebesar $250 miliar ini menjadi hari terbaik perusahaan sejak tahun 1992, melampaui era dot-com. Angka yang paling mencolok dalam laporan keuangan Oracle adalah pertumbuhan "kewajiban kinerja yang tersisa" atau backlog.

Jon Quast menggambarkan angka tersebut sebagai "salah satu angka paling mengejutkan yang pernah saya lihat." Backlog melonjak 359% menjadi $455 miliar. Angka ini memicu kekhawatiran Jon bahwa portofolionya mungkin belum cukup terpapar pada pertumbuhan infrastruktur AI. Namun, ia juga memberikan catatan penting: pendapatan ditangguhkan jangka pendek hanya $12,1 miliar, naik 29% dari tahun ke tahun, menunjukkan bahwa lebih dari 90% backlog akan direalisasikan lebih dari setahun ke depan. Ini berarti banyak hal bisa terjadi, dan angka-angka backlog tersebut belum sepenuhnya "di bank."

Tyler Crowe menyoroti bahwa backlog ini setara dengan sekitar 7,6 tahun dari total pendapatan Oracle saat ini. Meskipun pertumbuhan pendapatan Cloud Infrastructure diharapkan melonjak dari $18 miliar menjadi $144 miliar dalam empat tahun ke depan, pertumbuhan laba bisa tertunda karena biaya infrastruktur yang besar. Matt Frankel menjelaskan bahwa untuk merealisasikan pendapatan backlog sebesar $455 miliar tersebut, Oracle akan membutuhkan banyak pengeluaran untuk membangun infrastruktur data center. Ini berarti pertumbuhan laba mungkin memiliki "sekering yang tertunda" karena peningkatan pengeluaran yang besar.

Peluang Investasi di Tengah Booming AI

Kenaikan kekayaan pribadi Larry Ellison, salah satu pendiri Oracle, sebesar $115 miliar dalam sehari menunjukkan besarnya potensi di sektor AI. Bagi investor yang mencari peluang serupa, Jon Quast merekomendasikan Seagate Technology (STX). Sebagai penyedia produk penyimpanan data berkapasitas massal, Seagate sangat penting untuk pusat data AI. Meskipun bisnisnya tampak "membosankan" dan tidak langsung berhubungan dengan konsumen, valuasinya yang 28 kali pendapatan dianggap rata-rata, namun dengan peluang pertumbuhan di atas rata-rata.

Matt Frankel, di sisi lain, adalah penggemar lama AMD. Sejak Lisa Su mengambil alih sebagai CEO, AMD terus mencuri pangsa pasar dari Intel dalam CPU dan menjadi pemain serius di ruang chip AI. Selain chip AI untuk pusat data, AMD juga memiliki kehadiran kuat di chip kendaraan otonom dan aplikasi tertanam lainnya. Berita Oracle semakin memperkuat keyakinannya pada potensi AMD.

ETF Melampaui Saham: Revolusi Investasi

Exchange-traded funds (ETF) telah menjadi salah satu produk paling transformatif bagi investor individu, secara signifikan menurunkan biaya investasi. ETF juga telah mencatat beberapa pencapaian penting. Tahun lalu, Morningstar melaporkan bahwa total aset yang dikelola untuk investasi ETF pasif melampaui reksa dana yang dikelola secara aktif untuk pertama kalinya. Dan baru-baru ini, dilaporkan bahwa jumlah ETF yang terdaftar di bursa kini melebihi jumlah saham individu.

Pertanyaannya, apakah banyaknya ETF ini merupakan hal yang baik? Jon Quast berpendapat bahwa pergeseran dari reksa dana ke ETF adalah hal positif, terutama karena ETF berbiaya rendah umumnya memberikan pengembalian yang lebih baik dan menciptakan persaingan yang menurunkan biaya. Investor kini lebih cerdas dalam memperhatikan struktur biaya ETF.

Namun, Matt Frankel merasa bahwa pada titik tertentu, mungkin ada terlalu banyak ETF. ETF adalah bisnis yang membutuhkan jumlah aset minimum untuk kelangsungan hidupnya. Namun, dengan triliunan dolar yang mengalir ke ETF, tidak mengherankan jika ribuan ETF baru terus bermunculan. Ini mirip dengan fenomena lebih dari 11.000 mata uang kripto yang ada saat ini.

Tyler Crowe menambahkan bahwa situasi ini bukan hal baru; di tahun 1990-an dan awal 2000-an, ada lebih banyak reksa dana daripada saham individu. Ini hanyalah perubahan produk investasi yang populer. Untuk investor yang tertarik pada ETF, Jon Quast merekomendasikan Defiance Quantum ETF (QTUM). Dengan puluhan saham terkait komputasi kuantum dan rasio biaya hanya 0,4%, ETF ini cocok bagi mereka yang percaya pada tren besar namun tidak memiliki keahlian untuk memilih pemenang individu. Matt Frankel, dengan pendekatan yang lebih "membosankan," menyarankan Vanguard Russell 2000 ETF (VTWO). Ia melihatnya sebagai salah satu peluang terbaik dari perspektif risiko-imbalan, karena saham-saham berkapitalisasi kecil kemungkinan besar akan sangat diuntungkan oleh penurunan suku bunga, dan kesenjangan valuasi antara saham berkapitalisasi besar dan kecil belum pernah selebar ini sejak tahun 1990-an.

Kondisi pasar yang dinamis ini menghadirkan peluang unik bagi investor. Dari pasar hipotek yang bergeliat, ledakan AI yang didorong oleh Oracle, hingga dominasi ETF, memahami pergerakan ini menjadi kunci untuk mengambil keputusan investasi yang tepat di masa depan.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
sr7themes.eu.org