Skandal Kripto Trump: Jejak Misterius Perusahaan Lantai Inggris
Dunia investasi kripto memang tak pernah luput dari kejutan, dan kali ini, sebuah laporan dari Financial Times berhasil mengungkap kaitan yang cukup menggelitik antara "kekaisaran" kripto yang terafiliasi dengan nama Trump dan sebuah jaringan perusahaan lantai kayu yang kini telah bubar di Inggris. Kisah ini bermula ketika entitas yang kurang dikenal, Aqua1 Foundation, yang mengaku berbasis di Uni Emirat Arab, mengumumkan pembelian token WLFI senilai 100 juta dolar AS. Sebuah transaksi jumbo yang menjadi perhatian.
Misteri di Balik Aqua1 Foundation dan Guren "Bobby" Zhou
Di balik Aqua1 Foundation terdapat sosok pengusaha misterius asal Tiongkok, Guren "Bobby" Zhou. Ia diketahui memiliki peran eksekutif di berbagai bisnis dan, yang lebih mengejutkan, sedang dalam investigasi oleh Badan Kejahatan Nasional Inggris (UK National Crime Agency) terkait dugaan pencucian uang. Pertemuan Zhou dengan Eric Trump di Dubai menambah lapisan kompleksitas pada narasi ini, memunculkan pertanyaan besar tentang latar belakang dan sumber dana di balik investasi kripto yang masif tersebut.
Pihak Aqua1 Foundation sendiri telah membantah tuduhan ini, menyatakan bahwa Bapak Guren ("Bobby") Zhou tidak pernah terbukti bersalah atas kejahatan keuangan di yurisdiksi mana pun, dan implikasi sebaliknya adalah fitnah serta tidak benar. Namun, laporan investigasi yang dilakukan oleh Financial Times mengindikasikan adanya jejak masa lalu Zhou yang patut dicermati.
Jejak Bisnis Lantai Kayu yang Tersembunyi di Inggris
Penelusuran data Companies House di Inggris oleh Financial Times menunjukkan bahwa Guren Zhou pernah menjabat sebagai direktur di tiga belas perusahaan lantai kayu yang beroperasi secara tumpang tindih. Perusahaan-perusahaan ini, termasuk Iwood Flooring, Glamorous Spirit, Stile Interiors, Underlay Republic, dan Flooring Republic, tersebar di berbagai kota seperti Southampton, Preston, dan London. Seluruhnya aktif antara tahun 2008 hingga 2019, dan kini telah bubar. Fakta ini menimbulkan pertanyaan mengapa seorang investor kripto besar memiliki latar belakang bisnis yang tampaknya sangat berbeda dan kini sudah tidak beroperasi.
Yang menarik, beberapa perusahaan terakhir yang bubar adalah Anbo Commercial, Anbo UK, Anbo Investments, Anbo Stile, dan Anbo International, di mana Zhou juga tercatat sebagai direktur. Situs web Anbo yang masih aktif menceritakan bagaimana kelompok ini didirikan oleh "produsen kayu terkemuka" Zhou Senior di Shanghai pada tahun 1989, dengan ekspor ke AS dimulai pada tahun 1991. Bobby Zhou kemudian mengambil alih dan membawa perusahaan tersebut ke Inggris sekitar tahun 2005.
Transformasi Mengejutkan: Dari Lantai Kayu ke Aset Kripto
Perjalanan bisnis Zhou dari industri lantai kayu ke investasi kripto terbilang cukup dramatis. Pada tahun 2017, Anbo mengakuisisi Posh Flooring, sebuah pengecer daring yang berbasis di Leeds, Inggris. Laporan berita pada saat itu menyebutkan bahwa merger ini sekaligus akan "mendukung ekspansi Posh Flooring ke Dubai dan UEA". Inilah titik terang bagaimana Zhou akhirnya sampai di Dubai.
Namun, laporan administrator pada tahun 2018 mengungkapkan alasan di balik pergeseran fokus bisnis ini. Disebutkan bahwa industri desain interior dan konstruksi mengalami perubahan signifikan pada tahun 2017, menyebabkan manajemen kesulitan memprediksi permintaan produk. Penjualan Anbo International anjlok drastis, dari rata-rata £523 ribu per bulan antara Januari hingga November 2017, menjadi sekitar £94 ribu per bulan pada periode Desember 2017 hingga Maret 2018. Penurunan tajam ini memaksa perusahaan untuk mencari arah baru.
Sejak saat itu, menurut situs web Anbo, antara tahun 2018 hingga 2023, perusahaan ini melakukan diversifikasi besar-besaran ke berbagai sektor, termasuk perbankan global, teknologi, medis, bioteknologi, manajemen kekayaan, sektor metaverse, dan hiburan. Jelaslah bahwa langkah berikutnya yang tampaknya "logis" bagi Zhou dan perusahaan Anbo-nya adalah merambah sektor aset kripto. Sebuah ironi yang menarik, dalam kurun waktu kurang dari delapan tahun, Zhou bertransformasi dari pemasok lantai kayu di Inggris menjadi pemain kunci dalam transaksi kripto bernilai miliaran dolar, bahkan dengan koneksi ke lingkaran Trump.
Implikasi dan Pelajaran bagi Investor di Indonesia
Kisah ini menyoroti kompleksitas dan potensi risiko dalam dunia investasi aset digital yang bergerak cepat. Keterkaitan antara entitas kripto besar dengan individu yang memiliki sejarah bisnis yang kontroversial, bahkan di bawah investigasi pencucian uang, tentu menimbulkan pertanyaan serius tentang transparansi dan uji tuntas (due diligence) dalam ekosistem kripto. Meskipun token WLFI yang didukung Trump memiliki kapitalisasi pasar sekitar 4,1 miliar dolar AS dan volume perdagangan harian yang signifikan, adanya jejak-jejak masa lalu yang kelam dapat memengaruhi persepsi investor dan kredibilitas proyek secara keseluruhan.
Bagi investor di Indonesia, kasus ini menjadi pengingat penting akan perlunya kehati-hatian dan riset mendalam sebelum melakukan investasi, terutama di pasar kripto yang volatil dan sering kali kurang teregulasi dibandingkan pasar keuangan tradisional. Memahami latar belakang pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek, serta transparansi operasional, adalah kunci untuk meminimalkan risiko. Pengawasan regulasi yang lebih ketat dan praktik tata kelola yang baik sangat dibutuhkan untuk membangun kepercayaan dan melindungi investor dari potensi skandal atau praktik ilegal. Kisah ini mengajarkan bahwa di balik inovasi dan potensi keuntungan besar, selalu ada celah bagi praktik-praktik yang meragukan, yang harus diwaspadai oleh setiap pelaku pasar.