Bitcoin Stabil di Atas $110 Ribu: Mampukah Menuju $115 Ribu?

Grafik teknikal harian harga Bitcoin menunjukkan fase konsolidasi antara level support dan resistance utama.

Dinamika pasar aset digital selalu menarik untuk diamati, terutama pergerakan Bitcoin (BTC) sebagai aset kripto terbesar. Belakangan ini, BTC menunjukkan stabilitas yang cukup kuat di atas level $110.000, menciptakan optimisme sekaligus pertanyaan di kalangan investor. Faktor-faktor makroekonomi global, seperti keputusan Federal Reserve (The Fed) terkait suku bunga dan penataan ulang perdagangan AS-Tiongkok, secara tidak langsung telah menciptakan iklim yang lebih kondusif bagi aset berisiko. Namun, meskipun ada harapan kolektif akan lonjakan signifikan, pasar Bitcoin tampak masih mencari pijakan yang lebih kuat.

Stabilitas harga Bitcoin di atas $110.000 merupakan indikator penting bahwa ada kekuatan beli yang cukup untuk menahan penurunan lebih lanjut. Dalam tujuh hari terakhir, Bitcoin mencatat kenaikan sebesar 0,98%, dan dalam 24 jam terakhir, ada peningkatan sekitar 0,50%. Ini menunjukkan bahwa meskipun pergerakannya belum eksplosif, ada akumulasi bertahap yang terjadi. Bagi investor di Indonesia, memahami pola konsolidasi ini sangat penting untuk merumuskan strategi investasi yang tepat di tengah ketidakpastian pasar global.

Pergerakan Harga Bitcoin: Antara Support dan Resistance

Saat ini, Bitcoin berada dalam fase konsolidasi, bergerak menyamping antara dua level kunci: Rata-rata Pergerakan Sederhana (SMA) 100 hari yang berfungsi sebagai resistance di sekitar $114.194, dan SMA 200 hari yang berperan sebagai support kuat di $109.763. Batas bawah di sekitar $109.000 telah secara konsisten menarik minat beli yang kuat, menunjukkan adanya zona permintaan yang solid. Ini adalah area di mana banyak investor merasa nyaman untuk melakukan pembelian, berharap harga akan memantul kembali.

Di sisi lain, batas atas di sekitar $114.000 menjadi titik di mana sebagian besar investor melakukan aksi ambil untung (profit taking). Pergerakan bolak-balik antara kedua level ini mencerminkan kondisi pasar yang seimbang, di mana kekuatan pembeli dan penjual relatif setara. Kondisi ini sering kali mendahului pergerakan harga yang lebih besar, baik ke atas maupun ke bawah. Untuk Bitcoin bisa kembali menunjukkan momentum kenaikan, sangat krusial bagi harga untuk menembus secara definitif di atas SMA 100 hari atau mempertahankan posisinya di atas SMA 200 hari sebagai pijakan kuat.

Grafik teknikal harian harga Bitcoin menunjukkan fase konsolidasi antara level support dan resistance utama.

Potensi Terobosan dan Skenario Harga

Apabila Bitcoin berhasil menutup perdagangan harian di atas level $114.000, ini bisa menjadi sinyal kuat untuk terobosan (breakout) menuju level $120.000 atau bahkan $122.000. Skenario ini akan didorong oleh sentimen positif dan kemungkinan masuknya volume pembelian baru. Namun, jika harga tergelincir di bawah $108.000, ada kemungkinan akan terjadi penurunan lebih lanjut ke zona support berikutnya, di mana pembeli kemungkinan akan kembali masuk, yaitu di sekitar level $102.000 atau $104.000. Oleh karena itu, bagi para trader dan investor, pemantauan ketat terhadap level-level kunci ini sangat penting.

Analisis Grafik 4 Jam: Tanda-tanda Konsolidasi Menuju Terobosan

Melihat lebih dekat pada grafik 4 jam, pergerakan harga Bitcoin secara konsisten memantul dari level $108.000-$109.000, yang berfungsi sebagai lantai harga tempat para pembeli aktif. Setiap kali memantul dari level ini, harga Bitcoin membentuk posisi terendah yang lebih tinggi (higher low), menunjukkan kekuatan dasar yang meningkat. Namun, harga belum mampu menembus level $115.000, yang bertindak sebagai benteng pertahanan bagi para penjual. Level ini menandakan area di mana tekanan jual cukup kuat untuk mencegah kenaikan lebih lanjut.

Saat ini, ayunan harga semakin mengecil dan ketegangan pasar mulai membangun sebelum potensi terobosan. Jika Bitcoin berhasil naik di atas $116.000, ini dapat memicu momentum lebih lanjut untuk menembus level $115.000-$116.000. Sebaliknya, jika harga jatuh di bawah $108.000, ia mungkin akan menguji zona support berikutnya di $102.000. Apapun skenarionya, hingga salah satu dari level-level ini memberikan reaksi yang jelas, pergerakan harga Bitcoin akan terus berfluktuasi dalam rentang ini sebelum terobosan yang diharapkan.

Aktivitas Jaringan Bitcoin: Indikator Investor di Indonesia

Selain analisis harga, aktivitas jaringan Bitcoin juga memberikan wawasan berharga. Meskipun harga BTC naik dan stabil di atas $110.000, jumlah alamat aktif (active addresses) secara perlahan menurun. Fenomena ini biasanya menandakan bahwa pasar sedang sedikit mendingin, di mana spekulan mungkin mengambil keuntungan atau menunggu pergerakan berikutnya. Namun, penting untuk dicatat bahwa tingkat aktivitas pasar saat ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan fase akumulasi pada tahun 2024, mengindikasikan bahwa pasar belum berada dalam mode panik.

Grafik jumlah alamat aktif Bitcoin menunjukkan penurunan perlahan meskipun harga stabil, mengindikasikan fase pendinginan pasar.

Faktanya, penurunan aktivitas alamat yang serupa di dekat level support harga sering kali mendahului fase pembelian besar dan pembalikan tren, seperti yang terjadi pada akhir tahun 2023 atau pertengahan tahun 2024. Jika jumlah alamat aktif mulai stabil sementara harga BTC tetap bertahan antara $108.000-$110.000, ini bisa menjadi tanda bahwa investor, termasuk di Indonesia, sedang melakukan akumulasi secara diam-diam. Fenomena ini bisa menjadi sinyal awal untuk pergerakan harga yang lebih signifikan di masa mendatang.

Dampak Kebijakan The Fed terhadap Pasar Kripto Global

Salah satu berita penting yang mempengaruhi pasar kripto baru-baru ini adalah injeksi likuiditas sebesar $29 miliar oleh The Fed ke sistem perbankan AS. Langkah ini langsung direspons oleh pasar kripto, dengan BTC, ETH, dan sebagian besar aset kripto lainnya mengalami rebound sekitar 2% setelah beberapa hari mengalami kerugian. Injeksi dana ini bukan dimaksudkan untuk membanjiri ekonomi dengan uang, melainkan sebagai solusi sementara untuk mengurangi tekanan pada sistem perbankan. Ini menyoroti tindakan The Fed yang berupaya menyeimbangkan antara menjaga kredibilitas publik dan memastikan stabilitas sistem keuangan.

Sentimen Pasar dan Indeks Fear and Greed

Injeksi likuiditas sebesar $29 miliar tersebut juga berhasil mengangkat sentimen pasar secara keseluruhan. Indeks Fear and Greed, sebuah indikator yang mengukur sentimen investor, sedikit naik dari 29 menjadi 33. Kenaikan ini, meskipun kecil, menunjukkan pergeseran dari rasa takut ekstrem menuju sedikit optimisme. Bagi pasar kripto di Indonesia, sentimen global ini sangat relevan mengingat sifat Bitcoin sebagai aset global. Perubahan sentimen ini dapat mempengaruhi keputusan investasi dan perdagangan di pasar kripto domestik.

Secara keseluruhan, pasar Bitcoin sedang berada di persimpangan jalan. Dengan stabilitas di atas $110.000, didukung oleh faktor makroekonomi dan pola teknikal yang menunjukkan konsolidasi, potensi untuk bergerak menuju level $115.000 bahkan lebih tinggi masih terbuka lebar. Namun, investor perlu tetap waspada terhadap level support krusial dan perkembangan pasar global untuk membuat keputusan yang terinformasi.

Posting Komentar untuk "Bitcoin Stabil di Atas $110 Ribu: Mampukah Menuju $115 Ribu?"