Prediksi Harga Bitcoin: Terjebak di $60K-$80K Jika The Fed Tahan Suku Bunga

Grafik harga Bitcoin dengan latar belakang simbol Federal Reserve, menggambarkan volatilitas pasar kripto dan pengaruh kebijakan moneter.

Key Points

  • Harga Bitcoin (BTC) anjlok dari $126.000 ke $88.000, menghapus keuntungan tahun 2025.
  • XWIN Research Japan memprediksi BTC akan bergerak di kisaran $60.000–$80.000 jika The Fed tidak memangkas suku bunga.
  • Cadangan stablecoin sebesar $72 miliar berpotensi memicu pemulihan setelah ketidakpastian kebijakan mereda.
  • Fundamental pasar kripto yang kuat menunjukkan bahwa ini bukan awal dari "musim dingin kripto" melainkan koreksi makro.

Bitcoin, aset kripto paling dominan, telah menghadapi "uji realitas" yang cukup berat di bulan November ini. Setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) di angka $126.000 pada bulan Oktober, banyak investor di pasar kripto global, termasuk di Indonesia, sempat optimis bahwa era likuidasi besar-besaran telah berakhir. Namun, kenyataannya berkata lain. Harga BTC justru mengalami penurunan signifikan, menghapus sebagian besar keuntungan yang telah terkumpul sepanjang tahun. Dalam 24 jam terakhir saja, nilainya sempat menyentuh $88.000 sebelum akhirnya menunjukkan tanda-tanda pemulihan minor di atas level dukungan $90.000. Situasi ini memicu kekhawatiran dan spekulasi tentang arah pergerakan Bitcoin selanjutnya.

Dampak Kebijakan The Fed Terhadap Harga Bitcoin

Menurut analisis terbaru dari XWIN Research Japan, masa depan harga Bitcoin sangat bergantung pada keputusan yang akan diambil oleh bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), dalam pertemuan kebijakan moneter bulan Desember mendatang. Jika The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga dan tidak melakukan pemangkasan, Bitcoin kemungkinan besar akan "terjebak" dalam kisaran harga $60.000 hingga $80.000 hingga akhir tahun. Prediksi ini menyoroti bagaimana makroekonomi global, khususnya kebijakan moneter AS, memiliki pengaruh yang mendalam terhadap volatilitas aset kripto.

Kegamangan Pasar Menanti Keputusan The Fed

Pertemuan The Fed yang akan datang menjadi salah satu yang paling tidak pasti dalam beberapa tahun terakhir, menciptakan kondisi "paralisis analisis" di pasar. Ketidakpastian ini diperparat oleh penundaan laporan ekonomi penting, seperti data pekerjaan untuk bulan Oktober dan November, akibat penutupan pemerintahan AS baru-baru ini. Hal ini membatasi ruang gerak para pembuat kebijakan The Fed dalam membuat keputusan yang tepat. Hanya beberapa minggu yang lalu, pasar cenderung memperkirakan adanya pemotongan suku bunga di bulan Desember. Namun, kini probabilitas pemotongan tersebut telah menurun drastis menjadi sekitar 40%-50%. Perubahan sentimen ini secara langsung memengaruhi ekspektasi investor terhadap aset berisiko seperti Bitcoin.

Cadangan Stablecoin $72 Miliar: Penyelamat Harga BTC?

Secara historis, kebijakan moneter yang ketat cenderung menarik likuiditas dari aset-aset berisiko, termasuk kripto. Ketika indikasi bahwa The Fed tidak akan memangkas suku bunga di bulan Desember semakin kuat, pasar kripto memasuki fase penurunan yang sulit dipulihkan sepenuhnya. Analis meyakini bahwa jika The Fed memang mempertahankan suku bunga, Bitcoin bisa terus berada dalam kondisi "limbo" ini, bergerak sideways dalam rentang harga yang sempit. Dalam kondisi pasar saat ini, banyak trader menggunakan leverage (dana pinjaman), yang menempatkan mereka pada risiko tinggi karena aliran kas dalam sistem keuangan yang semakin ketat.

Peran Likuiditas di Tengah Ketidakpastian Makroekonomi

Riset dari XWIN Research Japan menjelaskan, "Jika The Fed memilih untuk tidak memotong suku bunga, logikanya sederhana: inflasi tetap mendekati 3%, para pejabat khawatir melonggarkan terlalu dini, dan data yang hilang membuat pembuat kebijakan lebih berhati-hati. Skenario ini biasanya menjaga likuiditas tetap ketat dan selera risiko teredam." Ini berarti, investor cenderung menarik diri dari aset berisiko dan memilih untuk menahan modal mereka dalam bentuk yang lebih stabil, seperti stablecoin.

Meskipun demikian, ada potensi untuk pemulihan. Cadangan stablecoin di berbagai bursa kripto telah mencapai rekor tertinggi, yakni $72,2 miliar. Angka ini menunjukkan adanya sejumlah besar modal yang "parkir" di pinggir pasar, menunggu momentum yang tepat untuk kembali masuk. Fakta menariknya, setiap reli besar Bitcoin di tahun 2025 diawali dengan akumulasi stablecoin yang serupa. Ini mengindikasikan bahwa likuiditas sebenarnya tersedia, namun ketidakpastian makroekonomi menahan investor untuk menggerakkannya. Pertanyaan besarnya kini adalah apakah tumpukan stablecoin ini akan tetap diam atau mulai mengalir ke Bitcoin setelah ketidakpastian kebijakan moneter The Fed mereda.

Fundamental Kuat Bitcoin: Mengapa Ini Bukan Musim Dingin Kripto

Meskipun pasar telah mengalami penurunan sepanjang bulan November, banyak analis berpendapat bahwa kemerosotan saat ini lebih menyerupai koreksi yang didorong oleh faktor makroekonomi, bukan awal dari "musim dingin kripto" yang parah seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Mereka menunjuk pada beberapa indikator kuat yang menopang fundamental sektor ini.

Dukungan Institusional dan Inovasi Ekosistem

Salah satunya adalah meningkatnya minat dan adopsi institusional terhadap Bitcoin. Semakin banyak lembaga keuangan besar dan perusahaan yang menunjukkan ketertarikan pada aset digital, baik melalui produk investasi maupun integrasi teknologi blockchain. Selain itu, kemajuan regulasi di berbagai yurisdiksi, termasuk upaya pemerintah Indonesia dalam menciptakan kerangka hukum yang jelas untuk aset kripto, memberikan kepastian yang lebih besar bagi investor dan pelaku pasar. Ketahanan sektor ini terhadap guncangan pasar juga menjadi bukti fundamental yang kuat.

Danny Nelson dari Bitwise dan Tim Sun dari HashKey, dua analis terkemuka, sama-sama berargumen bahwa pasar masih jauh dari "musim dingin" penuh. Mereka mencatat bahwa tidak seperti keruntuhan pasar sebelumnya yang sering kali dipicu oleh peristiwa katastropik seperti kebangkrutan FTX, siklus saat ini tidak mengalami insiden semacam itu. Sebaliknya, perbaikan infrastruktur, mulai dari tokenisasi aset hingga ekspansi stablecoin, terus memperkuat ekosistem kripto secara keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada volatilitas jangka pendek akibat faktor eksternal, fondasi Bitcoin dan pasar kripto secara umum semakin matang dan tangguh. Investor di Indonesia perlu melihat gambaran yang lebih besar dan jangka panjang dalam menilai potensi aset digital ini.

Kesimpulan

Prospek harga Bitcoin hingga akhir tahun 2025 sebagian besar akan dibentuk oleh keputusan The Fed terkait suku bunga. Jika The Fed memilih untuk mempertahankan suku bunga, kemungkinan besar BTC akan bergerak di rentang $60.000 hingga $80.000. Namun, cadangan stablecoin yang melimpah menawarkan secercah harapan bagi pemulihan. Ketidakpastian makroekonomi memang menahan laju investasi, tetapi fundamental Bitcoin yang kuat, ditopang oleh adopsi institusional dan kemajuan regulasi, memberikan keyakinan bahwa pasar kripto tidak sedang menuju "musim dingin" yang berkepanjangan. Investor perlu memantau dengan cermat perkembangan kebijakan moneter global serta pergerakan likuiditas stablecoin untuk mengidentifikasi peluang di pasar yang dinamis ini.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
sr7themes.eu.org