Bitcoin Terganjal $90K, Harga Emas Melonjak: Update Pasar Kripto

Grafik komparasi harga Bitcoin yang menurun dan harga emas yang melonjak ke rekor tertinggi baru pada akhir tahun 2025.
Key Points:
  • Harga Bitcoin (BTC) gagal mempertahankan level $90.000 dan mengalami koreksi.
  • Harga emas (XAU) mencapai rekor tertinggi baru di tengah kondisi pasar global.
  • Ekspirasi opsi Bitcoin dan Ethereum senilai $28,5 miliar di Deribit diperkirakan memicu volatilitas.
  • Ethereum (ETH) dan sebagian besar altcoin menunjukkan penurunan ringan, mengikuti tren Bitcoin.
  • Investor cenderung beralih ke aset safe haven tradisional seperti emas di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekspektasi suku bunga.

Dinamika Pasar Kripto dan Emas di Penghujung Tahun

Menjelang akhir tahun 2025, pasar keuangan global menunjukkan dinamika yang menarik. Pada tanggal 23 Desember, aset kripto utama seperti Bitcoin (BTC) mengalami penurunan setelah gagal menembus level resistensi kunci, sementara di sisi lain, harga emas justru melonjak mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Fenomena ini mengindikasikan adanya pergeseran sentimen investor yang mencari perlindungan di aset tradisional di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global.

Bitcoin, yang menjadi lokomotif pasar kripto, sempat mencoba untuk menembus dan bertahan di atas level $90.000 di awal minggu. Namun, upaya tersebut tidak berhasil, dan BTC kemudian terkoreksi, bergerak turun menuju kisaran $87.000–$88.000. Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di sekitar $87.482, mencatat penurunan sekitar 2,44% dalam 24 jam terakhir. Penolakan di level $90.000 menunjukkan adanya tekanan jual yang signifikan atau kurangnya momentum beli untuk mempertahankan level tersebut.

Faktor-faktor Penekan Harga Bitcoin: Ekspirasi Opsi dan Sentimen Pasar

Salah satu faktor kunci yang memengaruhi pergerakan harga Bitcoin saat ini adalah antisipasi menjelang ekspirasi opsi Bitcoin dan Ethereum di Deribit pada tanggal 26 Desember. Ekspirasi ini, dengan nilai total mencapai $28,5 miliar, merupakan yang terbesar dalam sejarah bursa Deribit. Besarnya open interest di sekitar harga $85.000 dan $96.000 akan terus membentuk perilaku harga jangka pendek, karena aktivitas hedging di kalangan trader cenderung meningkat. Para pelaku pasar di Indonesia, khususnya investor institusional, juga akan memantau ketat peristiwa ini untuk mengantisipasi potensi volatilitas harga yang signifikan.

Volatilitas yang diperkirakan terjadi menjelang ekspirasi opsi seringkali menyebabkan pergerakan harga yang tajam. Trader cenderung menyesuaikan posisi mereka untuk mengelola risiko atau mencari peluang keuntungan, yang pada akhirnya dapat memengaruhi likuiditas dan arah pasar. Kehati-hatian investor menjadi kunci dalam menghadapi periode sensitif seperti ini, di mana sentimen pasar dapat dengan cepat berubah.

Kinerja Ethereum dan Altcoin

Tidak hanya Bitcoin, Ethereum (ETH) juga mengikuti arah pasar, bergerak turun di bawah level $3.000 dan diperdagangkan di kisaran $2.987–$2.995. Ethereum mencatat kerugian sekitar 1% pada hari tersebut. Total kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan berfluktuasi antara $2,96 triliun dan $3,07 triliun, mencerminkan penurunan ringan di sebagian besar aset utama.

Sementara itu, kinerja altcoin tetap beragam, menunjukkan konsolidasi seiring dengan menipisnya likuiditas menjelang periode akhir tahun. Sentimen pasar juga cenderung berhati-hati, sebagaimana tercermin dari Fear & Greed Index yang bertahan di zona “Fear” pada angka 29. Ini mengindikasikan bahwa para investor, termasuk di Indonesia, cenderung menahan diri dan lebih waspada dalam mengambil keputusan investasi di pasar kripto.

Emas Sebagai Aset Safe Haven: Mencapai Puncak Baru

Berbeda dengan pasar kripto, harga emas justru menunjukkan kekuatan yang luar biasa di seluruh pasar global. Emas berhasil mencapai rekor tertinggi baru di kisaran $4.380–$4.470 per ons, melonjak lebih dari 2% dalam satu sesi perdagangan. Kenaikan harga emas ini didorong oleh beberapa faktor utama, termasuk meningkatnya kekhawatiran geopolitik. Tindakan Amerika Serikat yang menargetkan pengiriman minyak Venezuela yang terkena sanksi, misalnya, telah menimbulkan kekhawatiran mengenai kendala pasokan energi dan risiko inflasi.

Selain itu, perak juga mencatat kenaikan signifikan, mencapai level tertinggi baru di dekat $69.45. Logam mulia ini mendapatkan dukungan dari permintaan investasi dan penggunaan industri. Ekspektasi penurunan suku bunga AS yang lebih panjang hingga tahun 2026, pelemahan nilai dolar AS, dan akumulasi cadangan oleh bank sentral global juga memberikan dukungan tambahan bagi harga logam mulia. Dalam konteks Indonesia, minat terhadap emas sebagai lindung nilai (hedge) terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi juga cukup tinggi, menjadikannya pilihan investasi yang menarik bagi banyak kalangan.

Kontras Kinerja dan Pandangan ke Depan

Perbandingan kinerja antara emas dan aset kripto pada periode ini menunjukkan kontras yang jelas. Emas, sebagai aset tradisional yang dianggap aman (safe haven), berhasil menarik permintaan defensif di tengah kondisi pasar yang tidak menentu. Sebaliknya, aset kripto, yang dikenal dengan volatilitasnya, masih berjuang untuk menarik jenis permintaan yang sama di tengah periode konsolidasi. Hal ini menyoroti perbedaan fundamental dalam bagaimana investor memandang dan mengalokasikan modal mereka di berbagai kelas aset dalam kondisi pasar yang berbeda.

Di luar aset utama, aktivitas selektif masih terlihat di sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi). Lighter (LIT), token asli dari perpetual DEX berbasis zero-knowledge rollup, mulai menarik perhatian setelah debut perdagangan pra-pasar di platform seperti Hyperliquid. Perkembangan ini menunjukkan bahwa inovasi di ekosistem kripto terus berjalan meskipun pasar secara keseluruhan menunjukkan kehati-hatian.

Menjelang penutupan tahun 2025, investor di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, tetap fokus pada posisi pasca-ekspirasi, sinyal makroekonomi, dan perkembangan geopolitik. Untuk saat ini, momentum harga emas yang kuat sangat kontras dengan perilaku pasar kripto yang masih dalam kisaran tertentu, menempatkan pasar dalam fase "tunggu dan lihat" yang penuh antisipasi.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
sr7themes.eu.org