Naver Akuisisi Dunamu: Lahirnya Miliarder Kripto Baru Asia dari Korea
Key Points
- Naver Financial resmi mengakuisisi Dunamu Inc., operator bursa kripto terbesar Korea Selatan, Upbit, pada tahun 2025.
- Kesepakatan senilai $10,27 miliar ini melahirkan dua miliarder kripto baru dari Korea, Song Chi-hyung dan Kim Hyoung-nyon.
- Akuisisi ini memperkuat dominasi Upbit di pasar kripto Korea dan menunjukkan komitmen serius perusahaan teknologi besar terhadap aset digital.
- Peristiwa ini menegaskan bahwa kekayaan besar di dunia kripto kini meluas melampaui pusat-pusat tradisional di AS dan Eropa, merambah ke Asia.
- Transformasi ini dapat menjadi inspirasi dan pelajaran berharga bagi perkembangan ekosistem digital dan investasi kripto di Indonesia.
Dunia keuangan digital kembali bergejolak pada tahun 2025 dengan berita besar dari Korea Selatan yang menggemparkan. Dua nama baru muncul di jajaran miliarder kripto global, yaitu Song Chi-hyung dan Kim Hyoung-nyon, yang merupakan otak di balik Dunamu Inc., perusahaan induk dari bursa kripto raksasa Upbit. Keberhasilan mereka mencapai status miliarder ini bukan tanpa alasan, melainkan berkat kesepakatan akuisisi yang monumental. Naver Financial, lengan keuangan dari konglomerat teknologi Korea, Naver, telah mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi Dunamu Inc. dalam sebuah transaksi saham senilai sekitar 15,13 triliun won, atau setara dengan $10,27 miliar. Peristiwa ini tidak hanya menempatkan Song dan Kim di liga yang sama dengan pionir kripto seperti Changpeng “CZ” Zhao dari Binance dan Justin Sun dari Tron, tetapi juga menegaskan bahwa lanskap kekayaan kripto global semakin beragam dan menyebar ke seluruh penjuru dunia, dengan Asia sebagai salah satu pemain kunci yang tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Bagi Indonesia, fenomena ini tentu menjadi cerminan sekaligus inspirasi mengenai potensi besar industri aset digital yang terus berkembang pesat.
Gelombang Miliarder Kripto Baru dari Korea Selatan
Akuisisi Dunamu Inc. oleh Naver Financial merupakan salah satu kesepakatan terbesar di sektor kripto Asia pada tahun tersebut, menandai bagaimana perusahaan teknologi raksasa di Korea Selatan semakin serius dalam merangkul aset digital dan layanan pembayaran berbasis blockchain. Transaksi yang sepenuhnya melibatkan pertukaran saham ini telah mengubah peta kekayaan di industri kripto secara signifikan. Berdasarkan dokumen perusahaan, Song Chi-hyung kini memegang sekitar 19% saham di perusahaan gabungan, dengan nilai sekitar $2,7 miliar. Sementara itu, Kim Hyoung-nyon memiliki sekitar 10% saham, dengan estimasi nilai $1,4 miliar. Angka-angka ini, yang berasal dari pengajuan perusahaan, menempatkan nilai gabungan kedua entitas tersebut sekitar $13,6 miliar, sebuah nilai yang fantastis.
Dengan kekayaan baru ini, Song dan Kim kini bergabung dengan jajaran elite kekayaan kripto global. Lingkaran ini telah lama didominasi oleh tokoh-tokoh besar seperti Changpeng Zhao (CZ) yang kekayaannya diperkirakan lebih dari $60 miliar, dan Justin Sun yang diperkirakan memiliki kekayaan antara $10 miliar hingga $12 miliar. Meskipun Song dan Kim belum mencapai skala kekayaan sebesar CZ atau Sun, transaksi ini dengan jelas mengukuhkan posisi mereka sebagai pemain kekuatan regional baru di industri kripto. Ini juga menjadi bukti nyata bahwa kekayaan besar yang dihasilkan dari bursa kripto tidak lagi terbatas pada Amerika Serikat, Eropa, atau pusat-pusat offshore lainnya. Asia, khususnya Korea Selatan, kini menjadi rumah bagi para raksasa baru di dunia aset digital, dan gelombang ini tentu memberikan sinyal positif bagi pertumbuhan dan legitimasi pasar kripto di seluruh benua.
Jejak Langkah Dunamu dan Dominasi Upbit di Pasar Kripto
Awal Mula Dunamu dan Upbit
Kisah sukses Dunamu Inc. dan Upbit adalah hasil dari kerja keras lebih dari satu dekade. Song Chi-hyung dan Kim Hyoung-nyon mendirikan Dunamu pada tahun 2012, setelah sebelumnya bekerja di grup pembayaran Danal. Dengan visi yang jelas, mereka berhasil mendapatkan dukungan awal dari Kakao, perusahaan teknologi terkemuka Korea yang dikenal dengan aplikasi pesan KakaoTalk, serta investor lokal lainnya. Langkah besar selanjutnya adalah peluncuran bursa kripto Upbit pada tahun 2017. Integrasi yang erat dengan KakaoTalk, aplikasi pesan utama di Korea, menjadi kunci pendorong adopsi yang sangat cepat. Strategi cerdas ini memungkinkan Upbit untuk dengan cepat mengukuhkan diri sebagai bursa kripto terbesar di Korea Selatan, sebuah posisi yang hingga kini masih dipertahankan dengan kuat.
Penguasaan Pasar dan Jangkauan Global
Saat ini, Upbit menguasai sekitar 70-72% dari total volume perdagangan kripto di Korea Selatan, berdasarkan estimasi industri. Data dari CoinLaw menunjukkan bahwa Upbit menyumbang sekitar 71,6% dari volume kripto Korea pada paruh pertama tahun 2025, dengan rata-rata perdagangan harian mencapai sekitar ₩4,6 triliun, atau sekitar $3,4 miliar. Angka-angka ini menunjukkan skala operasional yang masif dan dominasi yang tak terbantahkan di pasar domestik.
Namun, jangkauan Upbit tidak hanya terbatas pada Korea. Bursa ini juga mengendalikan hampir 5% dari total perdagangan spot kripto global, meningkat signifikan dari hanya 1,4% pada awal tahun 2021. Dengan melayani antara 5 hingga 8 juta pengguna aktif, Upbit telah membuktikan diri sebagai pemain global yang serius. Dalam 24 jam terakhir saja, data dari CoinGecko menunjukkan bahwa Upbit memproses sekitar $1,7 miliar dalam perdagangan. Pasar yang paling aktif adalah XRP/KRW, BTC/KRW, dan ETH/KRW, menunjukkan preferensi pengguna Korea terhadap aset-aset kripto utama ini. Akuisisi oleh Naver ini diperkirakan akan semakin memperketat pasar perdagangan Korea Selatan yang sudah kompetitif, bahkan ketika pesaing seperti Bithumb berupaya memangkas biaya untuk merebut pangsa pasar.
Implikasi Akuisisi bagi Industri Kripto Global dan Regional
Penguatan Posisi Raksasa Teknologi di Ranah Aset Digital
Kesepakatan akuisisi antara Naver Financial dan Dunamu ini bukan sekadar transaksi bisnis biasa; ini adalah indikasi kuat bahwa perusahaan teknologi besar kini tidak hanya mengamati, tetapi juga secara aktif berinvestasi dalam aset digital. Langkah Naver ini mengirimkan pesan jelas kepada pasar global bahwa kripto bukan lagi sekadar tren sesaat, melainkan bagian integral dari masa depan keuangan. Perusahaan-perusahaan besar semakin menyadari potensi transformatif dari teknologi blockchain dan aset digital, baik dalam pembayaran, investasi, maupun inovasi layanan keuangan lainnya. Hal ini juga menunjukkan pergeseran paradigma, di mana kekayaan yang dihasilkan dari industri bursa tidak lagi terkonsentrasi di wilayah Barat atau yurisdiksi lepas pantai, tetapi telah merambah ke pasar-pasar Asia yang dinamis.
Tantangan dan Peluang di Pasar Asia, Termasuk Indonesia
Dengan terbentuknya grup gabungan Naver–Dunamu, potensi kendali atas penetapan harga, daftar aset kripto, dan arah aliran modal pedagang harian akan semakin besar. Hal ini bisa menciptakan tantangan bagi pemain pasar lain yang mencoba bersaing, seperti Bithumb yang telah mencoba strategi pemotongan biaya. Namun, di sisi lain, ini juga membuka peluang. Konsolidasi semacam ini dapat membawa stabilitas dan legitimasi lebih lanjut ke pasar kripto, menarik lebih banyak investor institusional dan ritel yang mencari ekosistem yang lebih matang dan teratur.
Bagi Indonesia, fenomena ini menawarkan banyak pelajaran. Sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi digital yang pesat dan populasi melek teknologi yang besar, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pemain kunci di pasar kripto Asia. Kisah sukses Dunamu dan akuisisi oleh raksasa teknologi seperti Naver dapat menginspirasi startup fintech dan bursa kripto lokal untuk mengembangkan inovasi, mencari kemitraan strategis, dan bahkan menargetkan skala pertumbuhan yang lebih ambisius. Regulasi yang adaptif dan ekosistem yang mendukung inovasi akan menjadi kunci bagi Indonesia untuk meniru, atau bahkan melampaui, kesuksesan yang terlihat di Korea Selatan. Investor dan pengembang di Indonesia harus melihat ini sebagai sinyal untuk terus berinvestasi pada talenta, teknologi, dan infrastruktur yang diperlukan untuk membangun ekosistem aset digital yang kuat dan berkelanjutan.
Singkatnya, bangkitnya miliarder kripto baru dari Korea Selatan melalui akuisisi Naver terhadap Dunamu Inc. adalah sebuah narasi transformatif. Ini bukan hanya tentang kekayaan individu, melainkan tentang pengakuan yang semakin besar terhadap aset digital oleh perusahaan teknologi raksasa, pergeseran pusat gravitasi kekayaan kripto ke Asia, dan dorongan baru bagi inovasi di seluruh pasar global. Bagi Indonesia, ini adalah momen untuk mengamati, belajar, dan bersiap untuk mengambil bagian dalam gelombang revolusi keuangan digital yang terus bergulir.