Proyeksi VanEck: Bitcoin Konsolidasi 2026, Peluang Investasi Kripto
Setelah tahun 2025 yang penuh tantangan, di mana Bitcoin gagal memenuhi ekspektasi bullish yang tinggi, perusahaan manajemen aset terkemuka dunia, VanEck, justru menawarkan pandangan yang lebih optimis untuk tahun 2026. Mereka memprediksi bahwa 2026 akan menjadi tahun konsolidasi bagi Bitcoin, bukan lonjakan besar atau kehancuran. Prediksi ini menarik perhatian para investor, khususnya di Indonesia, yang mencari kejelasan di tengah volatilitas pasar kripto.
- Tahun 2025 menunjukkan performa Bitcoin di bawah ekspektasi, namun VanEck melihat ini sebagai persiapan untuk performa yang lebih baik di masa depan.
- VanEck memprediksi tahun 2026 sebagai tahun konsolidasi bagi Bitcoin, mengikuti pola siklus empat tahunan historisnya.
- Perusahaan tersebut aktif membeli Bitcoin, meyakini pelemahan saat ini adalah akibat tekanan likuiditas sementara, bukan kerusakan fundamental.
- Tiga faktor utama mendukung pandangan VanEck: likuiditas global yang bercampur, pengaturan ulang leverage ekosistem kripto, dan perbaikan aktivitas on-chain.
- Lonjakan harga emas yang diprediksi mencapai $5.000 per ons pada tahun 2026 dianggap akan menciptakan volatilitas pasar yang menguntungkan Bitcoin.
Bitcoin di Ambang Tahun Konsolidasi: Perspektif VanEck untuk 2026
Tahun 2025 seolah menjadi pengingat pahit bagi para penggemar Bitcoin. Aset digital terbesar ini gagal mencapai puncak bullish yang banyak dinantikan, meninggalkan banyak investor dengan tanda tanya. Pada 24 Desember 2025, harga Bitcoin berada di angka $87.072, terkunci dalam rentang $85.000 hingga $90.000 sepanjang bulan Desember. Angka ini jauh dari prediksi enam digit yang sempat digaungkan banyak analis, menyebabkan kekecewaan di kalangan mereka yang berharap adanya lonjakan signifikan.
Namun, di tengah kelesuan ini, VanEck, salah satu perusahaan manajemen aset paling berpengaruh, justru mengeluarkan ramalan yang terkesan kontrarian. Menurut Matthew Sigel, Kepala Riset Aset Digital VanEck, siklus empat tahunan historis Bitcoin yang cenderung mencapai puncaknya setelah periode pemilihan umum, tetap utuh setelah puncaknya di awal Oktober 2025. Pola ini mengindikasikan bahwa tahun 2026 lebih mungkin menjadi tahun konsolidasi daripada "melt-up" (lonjakan ekstrem) atau "collapse" (keruntuhan). Ini adalah sebuah perspektif yang menenangkan sekaligus menantang narasi pasar umum.
Mengapa Penurunan Saat Ini Justru Peluang?
David Schassler, Kepala Solusi Multi-Aset di VanEck, lebih lanjut menjelaskan mengapa pelemahan Bitcoin saat ini sebenarnya adalah sebuah peluang. Ia menyoroti bagaimana Bitcoin telah tertinggal sekitar 50% di belakang Indeks Nasdaq 100 sepanjang tahun ini. Dislokasi inilah yang menurutnya akan memposisikan Bitcoin sebagai aset dengan kinerja terbaik di tahun 2026.
"Kelemahan hari ini mencerminkan selera risiko yang lebih lembut dan tekanan likuiditas sementara, bukan tesis yang rusak," ujar Schassler. "Seiring dengan meningkatnya devaluasi mata uang fiat, likuiditas kembali, dan Bitcoin secara historis merespons dengan tajam. Kami telah melakukan pembelian." Pernyataan ini menunjukkan keyakinan kuat VanEck pada fundamental Bitcoin, melihat penurunan saat ini sebagai diskon harga yang strategis.
Tiga Lensa Analisis VanEck untuk Pasar Kripto
VanEck mendasarkan pandangannya pada kerangka kerja tiga lensa yang komprehensif, memberikan analisis mendalam tentang kondisi pasar saat ini dan proyeksi masa depan:
- Likuiditas Global Campuran: Pemotongan suku bunga yang kemungkinan terjadi di masa depan dapat memberikan dukungan bagi pasar. Namun, likuiditas di AS sedikit mengetat karena kekhawatiran belanja modal (capex) yang didorong oleh kecerdasan buatan (AI) telah bertabrakan dengan pasar pendanaan yang lebih rapuh, mendorong pelebaran spread kredit. Kondisi ini menciptakan lingkungan yang kompleks namun berpotensi memberikan dorongan bagi aset alternatif.
- Leverage Ekosistem Kripto Telah Disetel Ulang: Setelah beberapa "washout" atau pembersihan pasar yang menyebabkan banyak pemain lemah tersingkir, tingkat leverage (penggunaan utang untuk investasi) dalam ekosistem kripto telah dinormalisasi. Ini menandakan pasar yang lebih sehat dan stabil, mengurangi risiko gelembung spekulatif.
- Aktivitas On-Chain Mulai Membaik: Meskipun masih terkesan lunak, aktivitas on-chain (transaksi yang tercatat di blockchain) mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Peningkatan aktivitas ini seringkali menjadi indikator awal dari minat investor yang kembali dan potensi pertumbuhan harga di masa mendatang.
Melalui kerangka ini, VanEck mencoba melihat gambaran besar, mengidentifikasi faktor-faktor makroekonomi dan mikroekonomi yang akan membentuk lintasan Bitcoin.
Emas Sebagai Katalisator Potensial bagi Bitcoin di 2026
Salah satu aspek paling menarik dari laporan VanEck adalah prediksi mereka tentang kinerja emas. Para analis VanEck percaya bahwa emas bisa mencapai $5.000 per ons pada tahun 2026. Mereka berargumen bahwa tren bullish emas ini akan menciptakan volatilitas pasar yang nyata, dan pada akhirnya, menguntungkan Bitcoin. Ini adalah pandangan yang mengaitkan dua aset yang sering dianggap sebagai 'penyimpan nilai' (store of value).
Imaru Casanova, Manajer Portofolio Emas dan Logam Mulia di VanEck, menunjukkan bahwa bank sentral telah membeli emas pada tingkat rekor selama tiga tahun berturut-turut. Langkah ini dilakukan sebagai upaya diversifikasi cadangan dan, dalam banyak kasus, secara aktif mengurangi ketergantungan pada Dolar AS. Selain itu, permintaan investasi dari Barat – yang secara historis menjadi pendorong utama pergerakan harga – akhirnya mulai meningkat. Ia juga mencatat bahwa kepemilikan ETF Emas masih jauh di bawah puncaknya sebelumnya, menunjukkan ruang substansial untuk arus masuk tambahan.
Kenaikan harga emas yang didorong oleh diversifikasi bank sentral dan meningkatnya permintaan investasi, dapat memicu sentimen "risk-on" di pasar, di mana investor mulai mencari aset-aset alternatif yang memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi, dan Bitcoin seringkali menjadi pilihan utama dalam skenario tersebut.
Kesimpulan: Menatap Masa Depan Investasi Kripto dengan Bijak
Prediksi VanEck bahwa Bitcoin akan menjadi aset berkinerja terbaik di tahun 2026 merupakan pandangan kontrarian yang berani di tengah lesunya pasar saat ini. Penekanan perusahaan pada tekanan likuiditas sementara, daripada kerusakan fundamental, menunjukkan bahwa investor yang sabar mungkin akan mendapatkan imbalan seiring dengan normalisasi kondisi makroekonomi.
Bagi investor di Indonesia, pandangan VanEck ini dapat menjadi pertimbangan penting dalam menyusun strategi investasi jangka panjang. Periode konsolidasi tidak selalu berarti stagnasi; ia bisa menjadi fondasi untuk pertumbuhan yang lebih stabil di masa depan. Memahami siklus pasar, analisis fundamental yang kuat, dan kesabaran akan menjadi kunci untuk menavigasi pasar kripto yang dinamis ini. Dengan potensi emas sebagai katalis dan kondisi internal kripto yang membaik, tahun 2026 mungkin memang menjadi tahun yang menarik bagi Bitcoin, menguji ketahanan dan kepercayaan investor global.