Menjelajahi Potensi Tersembunyi: Tiga Saham Farmasi dengan Valuasi Menarik
Poin-Poin Utama
- Potensi pertumbuhan Merck seringkali kurang dihargai oleh pasar.
- Penurunan harga saham Novo Nordisk dinilai telah berlebihan.
- Kisah investasi Pfizer jauh lebih menarik dari yang terlihat sekilas.
Di tengah pasar yang mendekati rekor tertinggi, banyak saham diperdagangkan dengan valuasi yang tinggi. Namun, ada beberapa pengecualian di sektor farmasi yang masih menawarkan harga menarik bagi investor cerdas. Tiga saham yang patut diperhatikan, yakni Merck, Novo Nordisk, dan Pfizer, menunjukkan tanda-tanda fundamental yang kuat dan potensi pertumbuhan yang belum sepenuhnya tercermin dalam harga sahamnya saat ini.
Para analis pasar percaya bahwa ketiga perusahaan farmasi raksasa ini memiliki valuasi yang "murah" dibandingkan dengan prospek jangka panjangnya. Mari kita telaah lebih dalam mengapa saham-saham ini dianggap sebagai peluang investasi yang menjanjikan saat ini.
Merck: Potensi Pertumbuhan yang Kurang Terdeteksi
Merck (NYSE: MRK), dengan kapitalisasi pasar lebih dari $200 miliar, seringkali menghadapi kekhawatiran investor terkait ancaman kehilangan perlindungan paten untuk obat kanker terlarisnya, Keytruda. Paten Keytruda akan mulai berakhir pada tahun 2028, dan obat ini menyumbang sekitar separuh dari total pendapatan perusahaan. Kekhawatiran ini, meskipun valid, mungkin telah mengaburkan pandangan investor terhadap inisiatif strategis dan pipeline pertumbuhan Merck yang kuat.
Manajemen Merck tidak tinggal diam. Mereka secara proaktif mengembangkan strategi untuk mengatasi "paten cliff" tersebut. Salah satu langkah signifikan adalah peluncuran bentuk suntik baru Keytruda akhir tahun ini, yang diharapkan dapat memperpanjang umur komersial obat tersebut melalui formulasi yang lebih nyaman bagi pasien. Selain itu, Merck telah memperluas portofolio produknya melalui pengembangan internal dan akuisisi strategis yang cerdas.
Contoh nyata dari upaya diversifikasi ini adalah Winrevair, sebuah pengobatan yang baru-baru ini disetujui untuk hipertensi arteri pulmonal (PAH). Winrevair berpotensi menjadi "blockbuster drug" yang menghasilkan miliaran dolar pendapatan. Penyakit PAH adalah kondisi serius yang membutuhkan solusi inovatif, dan Winrevair mengisi celah penting dalam pengobatan ini. Selain itu, akuisisi Verona Pharma senilai $10 miliar akan menambah Ohtuvayre ke dalam portofolio Merck, sebuah pengobatan potensial blockbuster lainnya untuk penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Akuisisi ini menunjukkan komitmen Merck untuk terus memperkuat pipeline-nya dengan aset-aset bernilai tinggi yang dapat menghasilkan pendapatan signifikan di masa depan.
Dengan semua potensi pertumbuhan di depan mata ini, investor yang hanya berfokus pada potensi kerugian pendapatan akibat berakhirnya paten Keytruda mungkin melewatkan gambaran yang lebih besar. Merck memiliki fondasi yang kuat untuk pertumbuhan di masa depan. Saham perawatan kesehatan ini telah mengalami penurunan lebih dari 15% tahun ini, menjadikannya terlihat seperti pembelian yang murah. Berdasarkan perkiraan analis, Merck diperdagangkan dengan rasio harga-terhadap-pendapatan (P/E) ke depan kurang dari 9, jauh di bawah rata-rata saham S&P 500 yang diperdagangkan pada lebih dari 21 kali perkiraan pendapatan masa depan. Bagi investor jangka panjang, Merck tampaknya menawarkan kesempatan yang sangat menarik.
Novo Nordisk: Penurunan Harga yang Berlebihan
Selama 18 bulan terakhir, Novo Nordisk (NYSE: NVO) telah menghadapi tantangan signifikan. Hasil keuangan perusahaan seringkali tidak memenuhi ekspektasi pasar, dan beberapa kemunduran dalam uji klinis telah menyebabkan penurunan harga sahamnya. Meskipun penurunan harga mungkin memiliki dasar, banyak yang berpendapat bahwa ini telah berjalan terlalu jauh, menciptakan peluang bagi investor. Saat ini, Novo Nordisk diperdagangkan pada 13,6 kali pendapatan ke depan, yang lebih rendah dari rata-rata sektor kesehatan sebesar 16,4.
Valuasi ini akan lebih masuk akal jika Novo Nordisk tidak secara konsisten menunjukkan pertumbuhan pendapatan dan laba yang lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Pada level saat ini, sahamnya terlihat murah, bahkan sebelum mempertimbangkan faktor-faktor positif lainnya. Terlepas dari beberapa kemunduran klinis baru-baru ini, Novo Nordisk juga telah membuat kemajuan penting.
Perusahaan ini memperoleh persetujuan untuk obatnya yang terkenal, Wegovy, untuk pengobatan steatohepatitis terkait disfungsi metabolik (MASH). Ini menjadikannya terapi kedua yang mendapatkan persetujuan regulasi untuk kondisi ini dan yang pertama dalam kategori GLP-1. Kebutuhan akan pengobatan MASH sangat besar, dengan jutaan pasien potensial di Amerika Serikat saja. Indikasi baru ini diperkirakan dapat menambah lebih dari $1 miliar dalam penjualan tahunan Wegovy, menurut beberapa proyeksi, menunjukkan potensi pasar yang substansial.
Lebih lanjut, Novo Nordisk baru-baru ini mengumumkan bahwa obat GLP-1 oralnya, Rybelsus, telah disetujui di Eropa untuk mengurangi risiko kejadian kardiovaskular tertentu. Perusahaan juga menunggu lampu hijau di AS untuk semaglutide oral (bahan aktif dalam Wegovy) untuk penurunan berat badan. Dengan beberapa indikasi baru dan kandidat tahap akhir yang menarik, seperti Amycretin dalam penurunan berat badan, Novo Nordisk diharapkan dapat memberikan hasil keuangan yang sangat baik selama lima tahun ke depan, disertai dengan kemajuan klinis dan regulasi yang solid. Setelah penurunan signifikan yang dialami Novo Nordisk sejak awal 2024, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan membeli saham ini.
Pfizer: Kisah yang Lebih Baik dari yang Terlihat
Penjualan produk COVID-19 Pfizer (NYSE: PFE) kini hanya sebagian kecil dari level beberapa tahun lalu. Selain itu, perusahaan menghadapi ancaman kehilangan eksklusivitas paten untuk Inlyta, Xeljanz, Eliquis, Xtandi, Vyndaqel/Vyndamax/Vynmac, dan Mektovi selama tiga tahun ke depan. Hampir semua obat ini menghasilkan penjualan setidaknya $1 miliar tahun lalu, dengan Inlyta hanya sedikit di bawah ambang batas tersebut. Dengan mempertimbangkan semua ini, Pfizer mungkin terlihat seperti "value trap", terutama karena sahamnya diperdagangkan hanya 7,7 kali pendapatan ke depan.
Namun, ada cerita yang lebih baik di balik perusahaan farmasi besar ini daripada yang terlihat. Penting untuk diingat bahwa penjualan produk yang kehilangan eksklusivitas paten tidak akan mengering dalam semalam; prosesnya cenderung bertahap. Lebih penting lagi, Pfizer memiliki beberapa produk yang diharapkan akan menghasilkan pertumbuhan yang kuat di masa depan. Ini termasuk obat kanker kandung kemih Padcev, obat multiple myeloma Elrexfio, dan vaksin RSV Abrysvo. Masing-masing produk ini memiliki potensi pasar yang signifikan dan diharapkan dapat mengimbangi dampak dari kehilangan paten.
Kita juga tidak bisa melupakan pipeline Pfizer yang luas. Perusahaan ini memiliki 108 kandidat dalam pengembangan, 28 di antaranya berada dalam fase 3 uji klinis, dan empat lainnya menunggu persetujuan regulasi. Pipeline yang kaya ini menunjukkan komitmen Pfizer terhadap inovasi dan kemampuannya untuk terus meluncurkan produk-produk baru yang dapat mendorong pertumbuhan jangka panjang.
Terakhir namun tidak kalah penting, dividen Pfizer yang tinggi sebesar 7,12% secara signifikan meningkatkan total pengembalian saham bagi investor. Investor tidak perlu khawatir tentang pemotongan dividen; tim manajemen Pfizer tetap berkomitmen untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan dividen dalam jangka panjang. Dividen yang stabil ini memberikan lapisan keamanan finansial dan daya tarik tambahan bagi investor yang mencari pendapatan pasif. Dengan diversifikasi produk yang kuat, pipeline yang kaya, dan komitmen terhadap dividen, Pfizer menawarkan narasi investasi yang lebih positif daripada persepsi awal.
Kesimpulan
Meskipun pasar saham saat ini didominasi oleh valuasi yang tinggi, Merck, Novo Nordisk, dan Pfizer menonjol sebagai pengecualian. Ketiga raksasa farmasi ini menawarkan kesempatan investasi yang menarik dengan valuasi yang relatif rendah, didukung oleh strategi pertumbuhan yang kuat, inovasi produk, dan komitmen jangka panjang. Bagi investor yang bersedia melihat melampaui tantangan jangka pendek dan berfokus pada fundamental perusahaan, saham-saham ini mungkin merupakan "perjanjian murah" yang patut dipertimbangkan untuk portofolio jangka panjang mereka.