Mastercard dan Zerohash: Mempercepat Inovasi Pembayaran Kripto Global
Dunia keuangan digital terus bergejolak dengan inovasi, dan salah satu pemain besar yang tak henti bergerak adalah Mastercard. Raksasa pembayaran global ini dikabarkan hampir merampungkan akuisisi strategis terhadap Zerohash, sebuah perusahaan teknologi kripto, dengan nilai fantastis antara 1,5 hingga 2 miliar dolar Amerika Serikat. Langkah ini bukan sekadar transaksi bisnis biasa, melainkan sebuah pernyataan tegas dari Mastercard untuk memperkuat posisinya di garda depan revolusi pembayaran berbasis aset digital, khususnya di tengah semakin maraknya adopsi kripto di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Zerohash: Kunci Mastercard Menuju Ekosistem Kripto yang Lebih Luas
Bagi sebagian orang, nama Zerohash mungkin belum terlalu familiar. Didirikan pada tahun 2017 dan berbasis di Chicago, Zerohash adalah penyedia dukungan backend yang memungkinkan perusahaan fintech dan institusi keuangan lainnya untuk mengintegrasikan fitur kripto, stablecoin, dan tokenisasi ke dalam platform mereka melalui antarmuka pemrograman aplikasi (API). Paket solusi backend ini mencakup layanan penyimpanan (custody), konversi, dan pembayaran. Dengan mengakuisisi Zerohash, Mastercard tidak hanya mendapatkan teknologi canggih, tetapi juga kapabilitas untuk menyederhanakan dan mengamankan pergerakan uang digital di jaringannya, sebuah kebutuhan krusial mengingat semakin besarnya minat bank dan perusahaan pembayaran terhadap transaksi digital 24/7.
Jika kesepakatan ini terwujud, ini akan menjadi langkah terbesar Mastercard di ranah kripto hingga saat ini. Akuisisi ini menegaskan tren global di mana perusahaan keuangan besar semakin gencar memanfaatkan teknologi blockchain untuk memfasilitasi transfer internasional yang lebih cepat dengan biaya yang lebih rendah. Di Indonesia sendiri, meskipun regulasi masih berkembang, minat terhadap aset kripto sebagai sarana investasi dan potensi pembayaran terus meningkat. Mastercard, dengan adanya Zerohash, berpotensi menawarkan solusi yang lebih terintegrasi dan aman bagi para pelaku usaha dan konsumen di tanah air yang ingin menjelajahi pembayaran digital berbasis kripto.
Persaingan Ketat di Ranah Infrastruktur Kripto
Namun, medan pertempuran di sektor infrastruktur kripto ini tidaklah sepi pemain. Persaingan kian memanas dengan hadirnya raksasa teknologi lain yang juga melakukan langkah serupa. Stripe, misalnya, telah mengakuisisi Bridge, sebuah perusahaan sejenis, senilai 1,1 miliar dolar Amerika Serikat awal tahun ini. Sementara itu, Coinbase dikabarkan tengah dalam pembicaraan untuk mengakuisisi BVNK, sebuah perusahaan kripto yang berbasis di London. Fenomena ini menunjukkan bahwa integrasi teknologi kripto ke dalam sistem keuangan tradisional adalah keniscayaan, dan setiap pemain besar berusaha mengklaim porsi pasar ini secepat mungkin.
Mempercepat Pembayaran Stablecoin dengan Zerohash
Salah satu tujuan utama Mastercard dengan akuisisi Zerohash adalah mempercepat pergerakan stablecoin antar bisnis dan marketplace. Stablecoin, dengan nilainya yang dipatok pada aset stabil seperti mata uang fiat, menawarkan kombinasi stabilitas mata uang tradisional dan efisiensi teknologi blockchain. Dengan akuisisi ini, Mastercard dapat menawarkan pembayaran yang lebih cepat, terprogram, dan beroperasi sepanjang waktu, meniru karakteristik transaksi kripto. Ini sangat relevan di era digital di mana tuntutan akan dukungan transaksi 24/7 semakin tinggi, mendorong bank-bank dan lembaga keuangan untuk bereksperimen dengan metode transfer uang baru menggunakan blockchain.
Perusahaan seperti Zerohash bertindak sebagai jembatan penting antara rekening bank tradisional dan sistem kripto. Mereka membantu bisnis terhubung tanpa harus membangun seluruh infrastruktur pembayaran yang baru dari nol. Zerohash, dengan dukungan dari investor keuangan besar, menyediakan alat kripto yang siap pakai (plug and play) untuk perusahaan yang teregulasi. Bisnis dapat menggunakan alat-alat ini untuk menambahkan fitur kripto, termasuk pengiriman dan penerimaan stablecoin, tanpa perlu mengelola koin itu sendiri. Ini sangat mempermudah fintech dan merchant untuk mulai memanfaatkan potensi kripto.
Di Indonesia, penggunaan stablecoin dapat membuka peluang baru bagi UMKM yang seringkali menghadapi tantangan dalam pembayaran lintas batas yang mahal dan lambat. Dengan sistem yang lebih efisien, biaya operasional dapat ditekan dan arus kas menjadi lebih lancar. Meski demikian, sistem pembayaran kripto masih memiliki kerumitan, seperti keberadaan berbagai blockchain dengan aturan yang berbeda dan metode konversi kripto ke uang tunai yang bervariasi. Inilah mengapa pemain seperti Mastercard berupaya menciptakan sistem terpadu yang dapat menyederhanakan kompleksitas ini.
Strategi Ekspansi Kripto Mastercard yang Komprehensif
Akuisisi Zerohash adalah bagian dari strategi blockchain berlapis yang telah dijalankan Mastercard sejak tahun lalu. Inti dari strategi ini adalah Multi-Token Network (MTN), sebuah infrastruktur berbasis blockchain yang dirancang untuk mendukung aset yang di tokenisasi, stablecoin, dan mata uang digital bank sentral (CBDC). Pada bulan Juni tahun ini, Mastercard telah bermitra dengan JPMorgan untuk menghubungkan MTN-nya dengan Kinexys, platform penyelesaian blockchain milik JPMorgan. Ini menunjukkan visi Mastercard untuk membangun ekosistem pembayaran digital yang terhubung dan interoperabel.
Selain itu, untuk pelanggan ritel, Mastercard telah meluncurkan kartu debit kripto bekerja sama dengan perusahaan seperti Binance dan BitPay. Kartu-kartu ini memungkinkan pengguna untuk membelanjakan kripto seperti uang tunai biasa, dengan konversi ke mata uang lokal yang terjadi saat pembayaran. Mastercard juga telah bermitra dengan Chainlink untuk membantu lebih dari 3 miliar pemegang kartu membeli kripto secara langsung menggunakan koneksi blockchain yang aman. Inisiatif-inisiatif ini menunjukkan komitmen Mastercard untuk menjadikan aset digital lebih mudah diakses dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya sebagai instrumen investasi tetapi juga sebagai alat pembayaran yang praktis di Indonesia dan seluruh dunia.
Masa Depan Pembayaran Digital di Indonesia
Bagi Indonesia, langkah-langkah Mastercard ini memiliki implikasi yang signifikan. Dengan populasi yang besar dan tingkat penetrasi internet yang tinggi, adopsi pembayaran digital, termasuk potensi penggunaan kripto dan stablecoin, terus berkembang. Infrastruktur yang lebih kuat dari pemain global seperti Mastercard dapat mempercepat proses ini, membuka pintu bagi inovasi layanan keuangan baru yang dapat menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat. Ini juga dapat mendorong pelaku fintech lokal untuk berinovasi dan beradaptasi, menciptakan ekosistem pembayaran yang lebih efisien dan inklusif.
Namun, tantangan regulasi dan edukasi masih menjadi pekerjaan rumah. Pemerintah dan regulator di Indonesia perlu terus mengembangkan kerangka kerja yang jelas dan adaptif untuk aset kripto, sekaligus meningkatkan literasi keuangan masyarakat agar dapat memanfaatkan teknologi ini dengan bijak dan aman. Dengan sinergi antara inovasi teknologi global dan dukungan kebijakan lokal, masa depan pembayaran digital di Indonesia, yang semakin terhubung dengan ekosistem kripto, tampak sangat menjanjikan.