Penutupan Pemerintah AS & Dampak Likuiditas: Prospek Bitcoin November
Dunia aset kripto, khususnya Bitcoin, kembali dihadapkan pada fase fluktuatif yang menantang. Sejak awal November, harga Bitcoin (BTC) terpantau berjuang di bawah level US$104.000, mencapai titik terendah sejak Juni 2025, dan hampir 20% di bawah puncaknya di bulan Oktober sebesar US$126.500. Kondisi ini bukan tanpa sebab, melainkan bertepatan dengan penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang telah berlangsung selama 35 hari, menyamai rekor terpanjang yang terjadi pada periode 2018–2019. Ketidakpastian politik ini, sebagaimana sering terjadi, memiliki resonansi kuat di pasar keuangan global, termasuk pasar aset digital.
Fenomena penutupan pemerintah AS ini bukan sekadar berita politik biasa, melainkan sebuah peristiwa makroekonomi yang secara langsung memengaruhi likuiditas dan arus kas di seluruh pasar finansial. Ketika mesin pemerintahan berhenti beroperasi normal, dampaknya terasa hingga ke sudut-sudut ekonomi, memicu kekhawatiran di kalangan investor. Lantas, bagaimana mekanisme penutupan ini menekan Bitcoin, dan adakah harapan untuk melihat pemulihan di akhir tahun?
Memahami Dinamika Penutupan Pemerintah AS dan Likuiditas Pasar
Penutupan pemerintah AS terjadi ketika Kongres gagal mengesahkan undang-undang pendanaan yang memungkinkan lembaga-lembaga federal beroperasi. Konsekuensinya, pegawai pemerintah dirumahkan, beberapa layanan dihentikan, dan Departemen Keuangan tidak dapat mencairkan dana untuk departemen atau proyek. Situasi ini bukan hanya menimbulkan kegaduhan politik, tetapi juga secara langsung memengaruhi likuiditas dan arus kas di seluruh pasar keuangan.
Selama penutupan, Akun Umum Departemen Keuangan AS (Treasury General Account/TGA) berhenti mengeluarkan dana, namun tetap menerima pembayaran pajak dan menerbitkan utang. Ini berarti, secara efektif, uang ditarik dari peredaran. Berdasarkan data terbaru, saldo TGA telah meningkat hingga sekitar US$965 miliar, sebuah kenaikan sekitar US$150 miliar hanya dalam kurun waktu sebulan terakhir. Kenaikan ini mengindikasikan bahwa sejumlah besar uang tidak lagi mengalir ke perekonomian atau pasar keuangan, menciptakan efek pengeringan likuiditas.
Di sisi lain, Indeks Dolar AS (DXY) juga telah naik di atas 100 untuk pertama kalinya sejak 1 Agustus, menandakan permintaan yang lebih kuat terhadap dolar. Kenaikan DXY biasanya memberikan tekanan pada aset-aset berisiko, termasuk Bitcoin dan saham-saham teknologi besar. Kombinasi antara penutupan pemerintah dan likuiditas yang ketat telah menciptakan salah satu lingkungan perdagangan tersulit sepanjang tahun ini, dan Bitcoin menjadi salah satu yang paling merasakan dampaknya.
Penurunan Likuiditas: Sebuah Analisis Mendalam
Selain TGA, program Reverse Repo (RRP) juga menunjukkan peningkatan sekitar US$20 miliar dalam seminggu terakhir, di mana bank-bank untuk sementara memarkir dana di Federal Reserve. Dua kekuatan ini—kenaikan TGA dan RRP—secara bersama-sama menguras likuiditas dari pasar. Inilah salah satu alasan mengapa Bitcoin dan aset-aset beta tinggi lainnya kesulitan menemukan momentum yang kuat.
Tekanan likuiditas juga terlihat pada cadangan bank, yang telah turun ke batas bawah dari apa yang dianggap "cukup" oleh The Fed. Kondisi ini telah menyebabkan kondisi pendanaan yang lebih ketat, yang terlihat dari kenaikan spread SOFR dan rekor penggunaan Standing Repo Facility (SRF), dengan bank-bank meminjam lebih dari US$10 miliar baru-baru ini, jumlah tertinggi sejak diluncurkan pada tahun 2021. Meskipun ini tidak menandakan kepanikan finansial, kondisi ini mencerminkan tekanan likuiditas jangka pendek yang membuat Bitcoin terjebak dalam rentang pergerakan yang bergejolak.
Sinyal Positif: Potensi Kebangkitan Bitcoin Akhir November
Meskipun dihadapkan pada hambatan saat ini, gambaran likuiditas yang lebih luas diperkirakan akan membaik di akhir bulan ini. Begitu pemerintah AS menyelesaikan krisis penutupan, Departemen Keuangan akan melanjutkan pengeluaran, mengurangi saldo TGA yang besar. Proses ini akan mendorong ratusan miliar dolar kembali ke sistem keuangan, meningkatkan cadangan bank, dan meredakan tekanan pendanaan. Ini adalah mekanisme kunci yang dapat menyuntikkan kembali vitalitas ke pasar.
Selain itu, setelah periode "window dressing" akhir Oktober, program RRP diperkirakan akan mulai menurun lagi, mengembalikan US$20 miliar atau lebih ke pasar. Pada awal Desember, program Quantitative Tightening (QT) The Fed juga dijadwalkan berakhir, berpotensi membuka jalan bagi ekspansi neraca untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun. Jika skenario ini terwujud, maka akan ada dorongan likuiditas yang signifikan.
Bitcoin dan Arus Likuiditas: Sebuah Korelasi Historis
Faktor-faktor ini, jika digabungkan, dapat menciptakan dorongan likuiditas yang kuat bagi Bitcoin dan aset-aset berisiko lainnya. Secara historis, Bitcoin bereaksi sangat kuat terhadap pergeseran likuiditas. Para trader dan investor saat ini sedang mengamati tanda-tanda "titik terbawah" untuk akumulasi. Beberapa analis percaya bahwa penurunan saat ini menuju US$100.000 mungkin merupakan "pembersihan akhir" sebelum terjadi pemulihan yang kuat. Bagi investor di Indonesia, memahami dinamika global ini menjadi krusial untuk membuat keputusan investasi yang tepat di tengah gejolak pasar.
Dengan kata lain, minggu ini mungkin menandai titik paling ketat untuk likuiditas AS sebelum kondisi mereda menjelang akhir tahun. Ketika likuiditas kembali mengalir, Bitcoin bisa menjadi aset pertama yang diuntungkan. Bagi para trader dengan kesabaran dan pandangan jangka panjang, ini mungkin adalah waktu yang tepat untuk mengakumulasi posisi, mengantisipasi kenaikan berikutnya di bulan November dan Desember. Meskipun penutupan pemerintah AS dan Indeks Dolar yang tinggi telah menciptakan latar belakang yang sulit bagi Bitcoin, kondisi berpotensi berubah menjadi bullish kembali seiring dengan meredanya tekanan likuiditas.
Dalam dunia berita Bitcoin yang bergerak cepat, satu hal tetap konsisten: pasar bergerak paling cepat ketika likuiditas mengalir, dan itulah yang mungkin akan terjadi berikutnya. Oleh karena itu, bagi para pelaku pasar dan investor, tetap memantau perkembangan likuiditas AS akan menjadi kunci untuk mengidentifikasi peluang di pasar kripto yang dinamis ini.
Posting Komentar untuk "Penutupan Pemerintah AS & Dampak Likuiditas: Prospek Bitcoin November"
Posting Komentar